Bisnis.com, JAKARTA — Setiap isu soal merger antaroperator bergulir, PT Smartfren Telecom Tbk. kerap jadi sasaran gosip. Operator seluler anak usaha Grup Sinarmas ini memang jadi incaran lantaran punya frekuensi yang masih lowong dan seluruhnya digunakan untuk 4G LTE.
Smartfren kini mengoperasikan jaringannya di dua rentang frekuensi. Spektrum pertama selebar 11 MHz ada di rentang frekuensi 800 MHz, sedangkan spektrum kedua selebar 30 MHz ada di 2.300 MHz.
Selain itu, Smartfren juga merupakan satu-satunya operator yang hanya mengoperasikan jaringan dengan teknologi terbaru yaitu 4G LTE. Jumlah pelanggan Smartfren juga paling sedikit. Ini membuat rata-rata kecepatan unduh Smartfren paling tinggi dibandingkan dengan operator seluler lain.
Berdasarkan laporan lain dari OpenSignal berjudul Mobile Network Update : Indonesia yang dirilis pada Desember lalu, kecepatan pengunduhan 4G dari operator yang ada di dalam negeri masih diungguli oleh Telkomsel sebesar 14,4 Mbps.
Operator berikutnya secara berturut-turut dalam hal kecepatan pengunduhan 4G adalah XL Axiata sebesar 8,14 Mbps; Smartfren sebesar 6,3 Mbps; Tri sebesar 4,47 Mbps; dan Indosat Ooredoo sebesar 4,14 Mbps.
Berdasarkan laporan dari OpenSignal berjudul Mobile Network Update : Indonesia yang dirilis pada Desember lalu, kecepatan pengunduhan 4G dari operator yang ada di dalam negeri masih diungguli oleh Telkomsel sebesar 14,4 Mbps.
Operator berikutnya secara berturut-turut dalam hal kecepatan pengunduhan 4G adalah XL Axiata sebesar 8,14 Mbps; Smartfren sebesar 6,3 Mbps; Tri sebesar 4,47 Mbps; dan Indosat Ooredoo sebesar 4,14 Mbps.
Sementara itu, kecepatan pengunggahan 4G secara beruntut yaitu Telkomsel 6,7 Mbps; Tri 4,26 Mbps; XL Axiata 4,01 Mbps; Indosat Ooredoo 2,66 Mbps; dan terakhir Smartfren dengan kecepatan unggah 1,83 Mbps.
Dua hal ini membuat Smartfren selalu disebut sebagai perusahaan yang menarik untuk diambil oleh operator seluler lain dalam rangka konsolidasi industri, terutama PT XL Axiata Tbk. dan PT Indosat Tbk.