Bisnis.com, JAKARTA--Lembaga pengawas data Inggris mengenakan sanksi berupa denda kepada Yahoo UK Services Ltd. senilai 250.000 poundsterling.
Seperti dilansir dari Reuters, Selasa (12/6/2018), denda tersebut dikenakan karena serangan siber yang terjadi pada November 2014. Pada 2016, Yahoo, perusahaan yang asetnya dimiliki oleh Verizon Communications Inc., pernah menyampaikan bahwa setidaknya 500 juta akun telah diretas dalam kurun waktu 2 tahun sebelumnya.
Kantor Komisioner Informasi Inggris (The Information Commissioner’s Office/ICO) menyatakan pihaknya fokus menyelidiki sebanyak 515.121 akun yang berada di Inggris. Yahoo UK Services bekerja sebagai pengawas data tersebut.
Data-data yang diretas berisi nama, alamat email, nomor telepon, tanggal lahir, password, dan pertanyaan-pertanyaan keamanan beserta jawabannya.
Investigasi yang dilakukan ICO menemukan fakta bahwa Yahoo UK Services gagal melindungi data-data tersebut. ICO pun mengambil langkah untuk memastikan induk perusahaan, yaitu Yahoo Inc., memenuhi standar perlindungan data.
"Penyelidikan kami mengidentifikasi bukan apa yang kami harapkan dari perusahaan yang memiliki banyak kesempatan untuk menerapkan tindakan yang tepat. Tidak ada gunanya mengunci pintu jika kunci ditinggalkan di bawah keset,” kata Wakil Komisioner Operasi ICO James Dipple-Johnstone.
ICO menambahkan pelanggaran standar perlindungan data oleh Yahoo telah dilakukan dalam jangka waktu yang lama, tanpa diketahui oleh siapa pun.
Regulator Yahoo untuk Eropa telah memerintahkan Yahoo UK Services untuk membuat perubahan privasi setelah penyelidikan terhadap kejadian yang disebut sebagai salah satu pelanggaran data terbesar yang pernah terjadi terhadap warga negara Uni Eropa.