Bisnis.com, JAKARTA - PT Computrade Technology Internasional (CTI Group) berencana mendorong industri agar mengimplementasikan teknologi machine learning yang diprediksi akan menjadi tren pada sektor IT sepanjang 2017.
Rachmat Gunawan Direktur CTI Group mengatakan teknologi machine learning tersebut dewasa ini baru diimplementasikan oleh beberapa industri seperti di antaranya industri transportasi, financial dan telekomunikasi di Indonesia. Menurutnya, teknologi tersebut dapat mencegah industri dari serangan siber dan penipuan berbasis elektronik sekaligus menerjemahkan berbagai jenis konten yang tersebar di Internet.
"Sebenarnya teknologi machine learning ini lebih banyak digunakan korporasi untuk pemanfaatan internal saja, seperti supervisi. Tapi teknologi ini akan menjadi tren tahun ini di perusahaan yang aware terhadap teknologi," tuturnya di sela-sela acara CTI IT Infrastructure Summit 2017 di Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Seperti diketahui, machine learning merupakan bagian dari ilmu Artificial Intelligence yang mampu membuat mesin atau sistem mempelajari data tanpa pemprograman dan mengambil keputusan sendiri.
Rachmat menjelaskan teknologi tersebut adalah teknologi lama yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu, namun berkembang sejalan dengan kemajuan infrastruktur IT seperti kemampuan computing yang semakin baik dan data storage yang semakin murah.
"Tahun ini machine learning akan menjadi teknologi utama yang digunakan di dunia IT. Memang sebenarnya teknologi ini usdah lama, tapi kembali berkembang sampai hari ini," katanya.
Menurutnya, jika teknologi tersebut diterapkan pada sektor kesehatan, maka dapat berfungsi untuk mendiagnosa gambar radiology secara tepat dan akurat. Kemudian dia menjelaskan jika telah diterapkan pada industri perbankan, maka dapat mengendalikan penipuan berbasis elektronik dan mengambil tindakan tertentu.
"Teknologi ini bakal banyak manfaatnya untuk industri yang berencana untuk bertransformasi," ujarnya.
Machine learning diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang signifikan dari sisi service market dari US$613,4 juta pada 2016 menjadi sebesar US$3,75 miliar pada 2021 dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) sebesar 43,7%.
Data IDC mencatat, sebesar 75% sektor enterprise dan pengembang software akan menggunakan teknologi tersebut. Sedangkan, menurut data Gartner, pada 2018 lebih dari separuh perusahaan enterprise akan meningkatkan daya saing melalui implementasi advanced analytics dan alogaritma guna mendisrupsi seluruh industri.
Rachmat menjelaskan lembaga pemerintah kini juga telah menerapkan teknologi tersebut, salah satu lembaga pemerintah yang menggunakan machine learning adalah Ditjen Pajak. Menurutnya, Ditjen Pajak menggunakan machine learning agar para wajib pajak taat untuk membayar pajak melalui pendekatan teknologi dan informasi.
"Jadi tidak hanya sektor swasta saja yang sudah menggunakan ini, tapi pemerintah juga sudah ada beberapa yang menggunakan ini," tuturnya.
Sementara itu, Managing Director Grab Indonesia Rizki Kramadibrata mengemukakan pihaknya juga telah menerapkan teknologi machine learning yang memiliki beberapa manfaat seperti di antaranya adalah membaca pola kebiasaan pengguna layanan Grab, penghematan biaya dan keamanan yang tinggi.
"Kami melihat memang banyak manfaat machine learning ini, khususnya kami dapat meningkatkan kualitas layanan kepada pengguna Grab," katanya.
Selain itu, dia juga memprediksi ke depan seluruh industri transportasi akan menggunakan teknologi tersebut. Menurutnya, machine learning memiliki banyak manfaat untuk sektor transportasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
"Memang ke depan seluruh layanan transportasi akan menggunakan teknologi ini. Saat ini masih belum sih, tapi ke depan semua akan pakai ini," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Direktur IBM Indonesia Gunawan Susanto mengatakan perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut industri untuk segera bertransformasi. Menurutnya, IBM juga telah memiliki solusi cognitive bernama IBM Watson yang dinilai dapat menganalisa berbagai jenis data.
"Kita sudah ada di era digital dimana data itu perkembangannya sangat cepat dan membutuhkan pendekatan baru dalam teknologi dan strategi," tukasnya.
Berkaitan dengan itu, perkumpulan chief information officer (CIO) dan eksekutif senior di bidang teknologi dan informasi (TIK) iCIO Community telah memilih tiga CIO sebagai pemenang dalam iCIO Awards 2017.
Agus Wicaksono, Chairman of iCIO Community mengemukakan ketiga pemenang tersebut dipilih karena berhasil menghadirkan value terbaik pada sektor TIK untuk mendorong kinerja organisasi. Tiga nama tersebut adalah Iwan Djuniardi, Direktur Transformasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak pada Kemenkeu, Rita Mas'Oen Direktur Operational & Teknologi Informasi PT Bank CIMB Niaga Tbk dan Kharim Indra Gupta Siregar selaku Direktur Teknologi Informasi PT BTPN.
"Mereka dinilai oleh dewan juri sebagai CIO yang telah berhasil memadukan knowledge, skill dan leadership dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sehingga berhasil menghasilkan value terbaik," tuturnya.
Dia juga menjelaskan proses seleksi pemenang iCIO Awards 2017 tersebut telah diseleksi oleh beberapa panel juri yang terdiri dari akademisi dan praktisi Hasnul Suhaimi, Hendra Godjali Managing Partner-Advisory Service Ernst and Young Indonesia, Prihadiyanto Managing Director Accenture Indonesia, Arif Budisusilo Pimpinan Redaksi Harian Bisnis Indonesia dan Richardus Eko Indrajit selaku Kepala Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom).
"iCIO ini bisa semakin berperan dalam membantu anggotanya, termasuk para CIO dari organisasi pemerintah," katanya.
Sementara itu, Founder dan Penasihat iCIO Community Herry Surjanto mengemukakan implementasi TIK yang baik pada suatu organisasi dan pemerintahan dapat menciptakan pelayanan yang baik kepada publik. Menurutnya, event tersebut dapat menjadi sarana untuk berbagi pengetahuan bagi setiap CIO.
"Saya turut senang dengan perkembangan iCIO Community sehingga menjadi organisasi yang bisa membuat sharing knowledge dari berbagai latar belakang industri antar CIO," tukasnya.