Bisnis.com, JAKARTA—Vendor asal Taiwan Acer mengemukakan penjualan produk notebooknyaselama bulan Ramadhan diakui masih stagnan dan belum ada perubahan siginifikan karena perekonomian Indonesia dinilai masih belum stabil untuk pasar notebook.
Dianah, Head of Consumer Product Marketing Departement Acer Indonesiamengemukakan peningkatan penjualan produk notebook hanya terjadi untuk tipe gaming, karena notebook gaming Acer ini diyakini memiliki komunitasnya sendiri yang telah menjadi target penjualannya selama ini. Menurutnya, meskipun penjualan masih stagnan selama bulan Ramadhan, namun Acer optimistis masih ada peluang untuk meningkatkan penjualannya setelah lebaran untuk seluruh jenis notebook.
“Kalau kita lihat sekarang kan pasar IT memang sedang berubah ya secara fundamental, tapi kita tetap melihat potensinya masih ada dan secara saat ini ada peningkatan sedikit, tapi kecenderungannya flat,” tuturnya kepada Bisnis saat peluncuran produk teranyarnya di Jakarta, Senin (20/6).
Menurut Head of Consumer Product Marketing Departement Acer Indonesia itu, salah satu strategi yang dilakukan oleh Acer dalam beberapa bulan ke depan untuk meningkatkan penjualannya adalah menghadirkan berbagai teknologi terbaru pada perangkat notebooknya. Seperti yang sudah dilakukan Acer pada seri terayarnya yaitu Acer Aspire E5-553G yang telah mendukung memori internal tipe DDR4 dan dilengkapi dengan dual storage, SSD dan HDD.
“Produk terbaru kami ini sudah dilengkapi berbagai teknologi terbaru. Ini akan menjadi andalan kami,” katanya.
Berkaitan dengan wacana pemerintah yang akan melakukan pemblokiran game, Acer sendiri mengaku tidak akan memiliki dampak terhadap penjualan notebook gaming yang selama ini menjadi andalan Acer. Dianah optimistis penjualan notebook gaming akan mengalami pertumbuhan meskipun ada wacana pemblokiran game oleh pemerintah.
“Kalau kita melihat pemblokiran game itu tidak akan berdampak dan potensi peningkatan penjualan masih tetap ada,” katanya.
Seperti diketahui, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah mengusulkan pemblokiran terhadap 15 game online kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) karena dinilai mengandung banyak unsur kekerasan yang khawatir ditiru oleh anak-anak.
Padahal, game online asing yang rencananya akan diblokir pemerintah itu, telah memiliki rating khusus yang diberikan oleh lembaga rating game resmi dari AS yaitu Entertainment Software Rating Board (ESRB).
ESRB telah membuat beberapa rating pada game online yang beredar di seluruh dunia termasuk Indonesia, seperti label Ao yang diperuntukkan bagi pemain berusia diatas 18 tahun, rating eC atau Early Childhood untuk anak di bawah 5 tahun, rating E atau Everyone untuk semua umur.
Sebanyak 15 game online yang selama ini sebenarnya sudah lama beredar seperti game online World of Warcraft, Grand Theft Auto, Call of Duty, Point Blank, Cross Fire, War Rock, Counter-Strike, Mortal Kombat, Future Cop, Carmageddon, ShellShock, Rising Force, Atlantica, Confict Vienam, dan Bully akan diblokir oleh pemerintah dalam waktu dekat.
Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo), Soegiharto Santoso memprediksi penjualan komputer desktop dan notebook akan mengalami penurunan sekitar 5%-8% selama bulan Ramadhan karena konsumen lebih memilih membeli kebutuhan lain selama melakukan ibadah puasa.
“Penurunan penjualan berkisar antara 5%-8%, karena konsumen lebih mengutamakan kebutuhan,” katanya.
Ketua Umum Apkomindo itu juga memprediksi selama bulan Ramadhan, penurunan yang paling tinggi terjadi pada komputer desktop yang diprediksi penjualannya menurun sekitar 8%, sedangkan penurunan notebook hanya sekitar 5% dibandingkan hari biasanya.
“Ini biasanya berulang seperti tahun-tahun sebelumnya,” tukasnya.