Bisnis.com, JAKARTA - Teknologi kristal cair (LCD) dan variannya lama mendominasi layar berbagai produk komputasi portabel, mulai dari komputer jinjing, PDA, sampai ponsel pintar modern.
Dewasa ini teknologi display lain juga sudah mulai muncul dan bersaing: OLED (organic light emitting diode), yang antara lain digunakan oleh Samsung dan Motorola buat produk-produk mereka. Namun sebenarnya pada saat ini teknologi tampilan yang bisa digunakan pada peranti portabel tidak terbatas pada LCD dan OLED saja.
E-paper (kertas elektronik) sudah banyak ditemukan pada peranti pembaca buku elektronik (ebook reader), seperti Amazon Kindle. Berbagai teknologi lain masih berada di dalam tahap pengembangan, namun kita bisa menerka bentuk akhirnya dari purwarupa yang sudah pernah dipamerkan dalam berbagai kesempatan.
E-PAPER
LCD dan kemudian OLED memang memiliki banyak kelebihan yang membuatnya cocok untuk perangkat portabel. Namun buat beberapa kasus, teknologi kertas elektronik akan lebih sesuai.
Amazon dan pembuat perangkat pembaca buku elektronik lainnya, seperti Sony, memilih e-paper untuk digunakan pada layar tampilan produk mereka. E-paper memiliki beberapa kelebihan penting: teknologi ini memungkinkan layar yang sangat hemat baterai. Layar yang menggunakan e-paper, (seperti kertas biasa) tidak memerlukan arus listrik untuk menampilkan gambar statis.
Energi listrik hanya diperlukan ketika tampilan layar berubah. Ini membuatnya sangat cocok digunakan buat meniru buku cetak. Ketika berada di bawah cahaya matahari, layar e-paper ini juga terlihat seperti kertas. Teknologi kertas elektronik ini sayangnya memiliki beberapa kelemahan yang membuat penerapannya tidak banyak ditemukan di luar pembaca ebook.
Layar e-paper rentan terhadap efek “hantu”, alias meninggalkan bayangan ketika gambar yang ditampilkan berubah. Ini hanya bisa diatasi dengan membersihkan layar terlebih dahulu sebelum memuat gambar baru. Ini menyebabkan e-paper tidak dapat menampilkan animasi dengan cepat. Meskipun memiliki kelemahan, Anda mungkin bisa menemukan peranti seperti arloji pintar dan ponsel yang menerapkan teknologi ini.
MIRASOL
Teknologi lain yang juga menarik adalah layar modulator interferometrik, atau lebih dikenal dengan merk komersialnya, mirasol. Pada saat ini Qualcomm, yang juga dikenal sebagai pembuat chip untuk otak berbagai ponsel pintar, masih tercatat sebagai pemilik dan pengembang mirasol, meskipun pada akhir tahun 2015 lalu beredar rumor bahwa produk ini diakuisisi oleh Apple.
Teknologi ini memanfaatkan kumpulan peranti mikro yang berfungsi sebagai cermin, dan memantulkan cahaya datang. Tidak seperti cermin biasa, cermin-cermin mikro ini bisa diatur agar hanya memantulkan cahaya dengan panjang gelombang (warna) tertentu.
Mirasol memiliki beberapa sifat yang mirip dengan kertas elektronik. Salah satunya adalah hemat energi dibandingkan LCD dan OLED. Selain itu layar mirasol juga memerlukan cahaya eksternal agar bisa menampilkan gambar. Ini mirip seperti kertas biasa, atau benda-benda pada umumnya yang tidak memancarkan cahaya sendiri.
Pada saat ini belum banyak produk komersial yang memanfaatkan teknologi mirasol. Namun Qualcomm sudah beberapa kali memamerkan purwarupa teknologi tersebut, dan diharapkan mirasol akan digunakan pada peranti seperti arloji pintar atau layar ponsel.