PERUSAHAAN PALING BERNILAI: Alphabet Rebut Tahta Apple

Yustinus Andri DP
Rabu, 3 Februari 2016 | 12:30 WIB
Melalui fakta Alphabet yang mampu melampaui Apple ini justru semakin menegaskan bahwa industri teknologi secara tak langsung masih menjadi yang paling bernilai di dunia.
Melalui fakta Alphabet yang mampu melampaui Apple ini justru semakin menegaskan bahwa industri teknologi secara tak langsung masih menjadi yang paling bernilai di dunia.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Apple tampaknya harus merelakan kejayaan dinastinya di Amerika Serikat dan dunia oleh sesama pesaingnya dari California, yakni Alphabet. Mahkota sebagai perusahaan paling bernilai ini dengan segera berpindah ke induk perusahaan Google tahun ini.

Terhitung sejak mengalahkan nilai kapitalisasi pasar Exxon Mobil Corp pada 2011, perusahaan pembuat iPhone ini melejit sebagai raksasa dan anak emas Negeri Paman Sam. Lima tahun bukan waktu yang singkat bagi sebuah perusahaan mempertahankan pangkat tak resmi tersebut, dan Apple mampu membuktikannya.

Namun, ambisi perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs untuk melampaui catatan rekor Microsoft, yang menjabat sebagai perusahaan paling bernilai selama 10 tahun, harus terhenti tahun ini. Kinerja mumpuni dan strategi ekspansif yang tepat dari Alphabet, membuat nilai kapitalisasi pasarnya melampaui Apple.

Laba dan penjualan Alphabet pada kuartal IV/2015 yang melonjak tajam akibat melesatnya bisnis iklan, mampu menyokong sejumlah program kerja baru Alphabet. Alhasil, rencana ekspansi perusahaan pun seakan tak terbendung sepanjang tahun lalu yang berpotensi berlanjut pada tahun ini.

Nilai saham Alphabet tercatat melonjak hingga 9,4% menjadi US$843 dari yang sebelumnya mencapai US$770,77 pada penutupan perdagangan di New York Senin, (1/2/2016). Berdasarkan data tersebut, kapitalisasi pasar Alphabet pada pembukaan pasar Selasa (2/2/2016) pun berpotensi mencapai US$550 miliar dan akan terus meningkat pada tahun ini.

Catatan tersebut tentu saja membuat Apple harus tercecer di bawah induk perusahaan Google ini. Pada saat ini, kapitalisasi pasar Apple tercatat hanya mencapai US$534,7 miliar. Melambatnya penjualan produk iPhone di China, disebut menjadi alasan terbesar pendapatan Apple cenderung melambat 2015.

Tahun ini, penurunan penjualan produk iPhone diprediksi berlanjut, dan menjadi penurunan penjualan paling buruk selama 15 tahun terakhir. 

Para analis  pun menyarankan CEO Apple Tim Cook agar mengubah strategi penjualannya di China, de  ngan tak lagi mengandalkan kelas menengah yang terus tumbuh di negeri tersebut.

Sebaliknya, saham Alphabet diprediksi akan melonjak 16% sepanjang tahun ini. Hal ini tak lepas dari strategi Larry Page yang melakukan perubahan yang cukup drastis pada bisnis Google.

Perubahan struktur per  usahaan dengan membentuk induk Alphabet di atas Google dan menempatkan bisnis  website sebagai fokus utamanya menjadikan laju lokomotif Alphabet seakan sulit terbendung dewasa ini.

“Perusahaan [Alphabet] tampak cerdas dalam melacak kondisi terbaru pasar global saat ini. Mengingat, usaha yang mengandalkan energi, dan pasar China tidak akan terlalu menjanjikan saat ini,” kata Scott Fullman, kepala strategi di Revere Securities Corp, Senin (1/2/206).

Tak hanya itu, perusahaan yang didirikan oleh Page bersama Sergey Brin ini pun aktif melakukan ekspansi di sejumlah lini usaha baru yang menjanjikan. Alphabet dikabarkan terus mengembangkan teknologi artifisial intelijen, kesehatan, mobil artifisial dan juga akses Internet cepat.

“Alphabet menunjukkan bahwa bisnis utama mereka sangat menjanjikan dan sehat. Investor tentu saja akan percaya dan yakin akan prospek perusahaan di masa depan,” kata Josh Olson, analis Edward Jones & Co, Selasa (2/2/2016).

Prediksi Olson tersebut bisa dilihat dari pendapatan Alphabet kuartal IV/2015 yang naik 19% menjadi US$17,2 miliar. Pendapatan tersebut tidak termasuk penjualan kepada sejumlah perusahaan yang menjalin kerja sama langsung dengan Alphabet. Pencapaian ini melampaui estimasi analis yang disurvei Bloomberg senilai US$16,9 miliar.

PROSPEK BISNIS

Menurut Olson, para investor memandang bisnis Alphabet lebih menjanjikan untuk investasi jangka panjang di masa depan. Harga minyak dunia yang terus anjlok, gejolak ekonomi yang diperkirakan tidak akan berakhir dalam tiga tahun mendatang, membuat para investor beralih ke bisnis dunia maya yang akan selalu dibutuhkan dan tumbuh pada masa depan.

Meski demikian, Apple tidak tinggal diam. Perusahaan ini dikabarkan tengah menggarap proyek yang disiapkan untuk menyaingi Alphabet. Teknologi mobile dan intelijen artifisial dikabarkan menjadi fokus utama Cook dan kawan-kawan untuk menopang penurunan penjualan iPhone. Sayangnya, Apple masih enggan mengumumkan terobosannya tersebut.

Melalui fakta Alphabet yang mampu melampaui Apple ini justru semakin menegaskan bahwa industri teknologi secara tak langsung masih menjadi yang paling bernilai di dunia. Nilai valuasi Apple dan Alphabet yang mencapai US$500 miliar, pun menjadi bukti bahwa investor mempercayai kredibilitas industri tersebut.

Di sisi lain, meskipun dengan model bisnis yang saling bertolak belakang antara Apple dan Alphabet, produk industri teknologi terbukti masih terus berjaya. Apple memilih menjual sejumlah produknya premiumnya yang terdapat pada iPhone, MacBook maupun iPad. Sementara itu, Alphabet bergantung pada layanan aplikasi gratisnya, yang keuntungannya dikompensasi dari para pengiklan.

Bahkan sebelum Apple dan Alphabet menunjukkan kekuatannya, kejayaan sektor industri teknologi telah dimulai oleh Microsoft. Perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates tersebut, mampu menjadi  perusahaan paling bernilai selama 10 tahun berturut-turut, sebelum disela oleh perusahaan energi seperti Exxon Mobil.

Saat ini, lima dari sembilan perusahaan dengan nilai terbesar dunia berasal dari industri teknologi. Mereka adalah Alphabet, Apple, Microsoft Corp, Facebook Inc, dan Amazon.com. (Bloomberg)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Rabu (3/2/2016)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper