CECI 2015: Mastel Fokus Pada Perluasan Jaringan Broadband di Tanah Air

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 20 Oktober 2015 | 13:32 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (MASTEL) melalui pameran Connect Expo Comm Indonesia 2015 (CECI’ 15) akan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mengambil tindakan nyata untuk mengatasi kesenjangan konektivitas, serta memetakan peran apa saja yang akan diambil oleh masing-masing pelaku industri

MASTEL akan menjadi tuan rumah bagi para investor dan pemangku kepentingan dalam memformulasi rencana tindak lanjut demi menjamin jaringan pita lebar dan jaringan 4G akan dapat diterapkan dan menjawab isu tentang keamanan dunia maya melalui. Diadakan bersamaan dengan Indonesia Infrastructure Week 2015, CECI’ 15 akan menghubungkan investor dalam dan luar negeri dengan para pelaku usaha TIK di Indonesia.

Ketua Umum MASTEL, Kristiono, mengatakan Teknologi Informasi dapat dilihat sebagai infrastruktur pendukung demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan daya saing nasional, dan mencapai perekonomian berbasis pengetahuan. IBP, sebagai salah satu bagian dari pembangunan TIK, telah menargetkan implementasi jaringan pita lebar seluler.

Namun masih ada beberapa hal yang perlu dipetakan lagi secara detil dalam proses penerapannya.” Beliau juga melanjutkan “Kondisi ini memberikan kesempatan yang sangat besar bagi para pemangku kepentingan di industri jaringan pita lebar dan sambungan seluler, untuk berkoordinasi dan berdiskusi tentang bagaimana kita dapat mengambil peran dan saling melengkapi satu sama lain agar tujuan TIK tahun 2019 dapat tercapai,” ujarnya seperti dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Selasa (20/10).

Pada saat para pemangku kepentingan bekerja sama mengatasi kesenjangan konektivitas, salah satu tantangan yang sangat nyata adalah keamanan di dunia maya atau disebut juga cybercrime yang solusinya perlu dipecahkan bersama demi mencapai tujuan akhir IBP, yaitu menggerakkan perekonomian Indonesia.

Dalam acara tersebut, MASTEL juga akan mengadakan forum diskusi yaitu National Broadband dan Cyber Security Symposium (NBCSS) yang merupakan platform bagi para pemangku kepentingan dalam mendiskusikan solusi-solusi terbaik apa saja yang telah diimplementasikan di negara lain yang dapat diterapkan untuk memecahkan persoalan yang ada di Indonesia, sosialisasi rencana pemerintah untuk membentuk Badan Cyber Nasional, tantangan-tantangan yang sedang dan akan dihadapi Indonesia, serta penawaran kesempatan bisnis.

Jumlah pengguna internet di Indonesia telah meningkat pesat setiap tahunnya. Pada akhir tahun 2014, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta orang, meningkat sebesar 23% dibandingkan dengan akhir tahun 2013.

Namun, fasilitas pendukung sambungan internet masih belum tersebar dengan merata. Sebagai contoh, ketersediaan infrastruktur jaringan broadband masih terkonsentrasi di wilayah Indonesia bagian Barat, sehingga membuat wilayah Indonesia Timur kurang tersentuh.

Untuk memecahkan permasalahan kesenjangan konektivitas antara Indonesia bagian Barat dan Timur, pemerintah telah meluncurkan sebuah rancangan cetak biru di tahun 2014, yang disebut sebagai Indonesia Broadband Plan (IBP).

Rencana ini tidak hanya bertujuan untuk memperkecil kesenjangan konektivitas namun juga mewujudkan jaringan internet berkecepatan tinggi. Menurut IBP, pemerintah mengharapkan sebanyak 70 per sen keluarga di Indonesia akan memiliki sambungan internet pada tahun 2019, dan 49 per sen penduduk pedesaan akan mengenal internet yang didukung oleh jaringan berkecepatan tinggi. Tentu saja, terdapat tantangan dalam mencapai tujuan ini.

Berdasarkan Laporan The Economist Intelligence Unit tahun 2014, Indonesia dengan 17.000 pulau yang dimilikinya, memiliki daerah pedesaan sebanyak 60 per sen, yang menyebabkan susahnya jangkauan layanan fixed line. Lokasi-lokasi pedesaan ini terdapat di area dengan kondisi infrastruktur yang masih kurang memadai. Kondisi ini mempersulit penerapan Indonesia Broadband Plan, termasuk Non_Line of Sight (NLOS) karena kondisi alam yang berbukit atau karena lokasi yang terpencil secara geografis dan sangat sulit dicapai.

Indonesia sendiri memiliki reputasi sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna telepon seluler terbesar, dimana satu orang seringkali memiliki lebih dari satu telepon genggam. Hal ini membuat implementasi jaringan 4G sebagai salah satu langkah ke depan yang tepat.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper