Bisnis.com, JAKARTA – Qualcomm dan Mediatek merupakan pemasok chipset perangkat bergerak terbesar di dunia. Namun, kedigdayaan dua perusahaan itu mulai digoyang oleh Intel yang selama ini menjadi raja di pasar komputer pribadi.
Intel terus mendekati para vendor ponsel untuk menggunakan chipset buatannya. Bahkan di Indonesia pun, raksasa komputer asal Amerika Serikat itu berhasil bermitra dengan merek-merek lokal.
Direktur Pelaksana Qualcomm Indonesia Shannedy Ong mengaku tidak khawatir dengan agresivitas Intel di pasar perangkat bergerak. Menurutnya, langkah tersebut tidak akan menggoyahkan posisi Qualcomm sebagai penguasa pasar baik di tingkat global maupun di Indonesia.
“Di industri manapun pasti ada kompetitor. Tapi kami akan terus menjaga jarak agar mereka jangan sampai mengejar. Kami sudah 30 tahun dan teknologi kami sudah matang,” ujarnya kepada Bisnis.com di Jakarta belum lama ini.
Qualcomm, tutur Shannedy, akan terus melakukan inovasi sesuai dengan perkembangan teknologi. Saat ini, dia mencontohkan, Qualcomm tengah melakukan uji coba chipset yang mampu mendukung transfer data hingga 650 Mbps.
“Boleh dibilang ini sudah masuk 5G bukan lagi 4G. Kompetitor kami belum sampai ke situ. Inilah yang membedakan Qualcomm sama pesaing,” ujarnya.
Shannedy mengatakan Qualcom juga akan terus mengandeng produsen lokal. Beberapa merek lokal seperti Andromax, Bolt, dan Polytron adalah pengguna prosesor Snapdragon versi terbaru.
Sebelumnya, pada akhir Juni lalu, Intel dan vendor lokal Advan berkolaborasi untuk membuat tablet Advan Vandroid Series. Kerja sama itu didasarkan atas performa Advan yang merupakan vendor tablet terbesar di Indonesia.
Intel akan menyediakan prosesor Intel Atom X3 untuk Advan Vandroid Series. Sebelumnya, pada September 2014, kedua belah pihak berkolaborasi untuk memproduksi tablet Windows Advan Vanbook.
Selain dengan Advan, Intel juga menjalin kerja sama dengan merek lokal lainnya, Speed Up.