Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir janji memberikan insentif bagi industri yang giat melakukan penelitian dalam aktivitas industrinya.
“Saya akan usulkan kepada Menteri Keuangan bagi industri yang giat melakukan riset dalam mengembangkan produknya, apalagi dari hulu ke hilir diupayakan mendapatkan insentif pajak. Berapa besarannya belum tahu, yang jelas hal ini perlu diadakan sehingga semangat meneliti dapat tumbuh,” katanya di sela sela Penandatangan Kerja Sama PT Dexa Medica dan Kementerian Ristek Dikti tentang Hilirisasi dan Peningkatan SDM Riset , Kamis (29/1/2015).
Menurutnya, apresiasi yang tinggi harus diberikan kepada industri yang sudah melakukan riset untuk menciptakan produk barunya. Apalagi produk tersebut bisa menembus pasar ekspor, khususnya negara-negara barat.
“Saya bangga, sungguh, kalau melihat produk industri kita jaya di negeri orang. Apalagi bahan bakunya dihadirkan dari Indonesia, penelitinya orang Indonesia,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Executive Director Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) PT Dexa Medica Raymond R. Tjandrawinata mengatakan Dexa Medica telah melakukan kerja sama dengan pemerintah dalam hal ini Kemenristek Dikti dalam meningkatkan kualitas riset.
“Bisa dibilang kesepakatan pertukaran peneliti, kami ke sana, dan peneliti pemerintah yang punya kapasitas yang luar biasa dapat masuk dalam fasilitas kami. Kami harus mengakui ada fasilitas yang kurang, sehingga kami memerlukan bantuan fasilitas dari pemerintah,” katanya.
Raymond menambahkan saat ini, perusahaan harus menggelontorkan dana besar untuk pengembangan produk baru. Setidaknya mencapai Rp150 miliar dan terus bertumbuh sebesar 25% setiap tahunnya.
“Dana risetnya kami ambil dari keuntungan penjualan, investasi memang harus besar karena potensinya juga besar. Saat ini, pajak penelitian masih besar, 10%, kami harapkan bisa dimaksimalkan insentifnya,” tambahnya.