KETUA DEWAN PERS: Monopoli Pemodal Tantangan Industri Pers

Heri Faisal
Kamis, 27 November 2014 | 17:22 WIB
Ketua Dewan Pers Bagir Manan /bisnis.com
Ketua Dewan Pers Bagir Manan /bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, BUKITTINGGI—Pemodal merupakan tantangan besar yang dihadapi pelaku industri media dalam upaya mencapai kemerdekaan, profesionalisme,  mutu, dan kesejahteraan pelaku pers.

Ketua Dewan Pers Bagir Manan menilai ada banyak tantangan yang dihadapi insan pers di era teknologi informasi yang kian berkembang.

“Saya berpendapat, tantangan di industri pers telah disadari oleh kita bersama secara mendalam. Saya akan bedakan tantangan dari internal dan unsur luar,” katanya dalam Seminar Nasional Kewirausahaan Bidang Media Bagi Jurnalis di Balai Sidang Bung Hatta, Bukittinggi, Kamis (27/11/2014).

Dia mengatakan dari internal, tantangan yang dihadapi pelaku media adalah konvergensi pers. Konsekuensi dari kemajuan teknologi itu, rentan terjadi monipoli oleh kelompok pemodal. Persoalannya terletak pada peraturan, mesti ada rule of the game yang memberi manfaat atas perkembangan tersebut.

Kemudian, tantangan memaksimalkan peran asosiasi pers agar lebih memberi manfaat terhadap komunitas pers dan peningkatan mutu.

Tantangan lainnya, kata Bagir, berkembangnya media sosial yang harus diikuti dengan pemahaman terhadap etika, aturan dan undang-undang, sehingga kehadiran media sosial ikut menguatkan fungsi pers.

“Tantangan berikutnya, pers sebagai sarana meningkatkan suatu peradaban, bukan sebaliknya,” ujar mantan Ketua MA itu.

Dia menyebutkan dari unsur eksternal tantangan yang dihadapi industri media adalah dominasi pemilik modal, yang berpusat pada upaya memperoleh keuntungan semata, dan politisasi pers oleh pemodal.

“Akhirnya, baik atas dasar pertimbangan ekonomi maupun politik terjadilah pembobolan fire wall yang memisahkan fungsi jurnalistik dan bisnis,” sebutnya.

Seminar yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dalam rangkaian Kongres IX AJI itu menekankan upaya peningkatan kesejahteraan jurnalis dan pelaku industri media untuk memanfaatkan peluang di era teknologi.

Ketua Umum AJI Eko Maryadi mengatakan lembaganya mendorong jurnalis membangun perusahaan pers di daerah, sehingga monopoli informasi tidak hanya terpusat oleh pemodal media besar.

“Salah satu cara AJI adalah mendorong semkin berkembangnya media baru di daerah, dan peluang-peluang usaha di bidang media yang bisa dimanfaatkan oleh jurnalis,” katanya.

Item, panggilan akrab Eko menuturkan AJI memfasilitasi anggota melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas serta penguatan penerapan etik, sehingga profesionalitas jurnalis terjamin.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Heri Faisal
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper