Bisnis.com, JAKARTA - Ramah dan bersahaja, itulah kesan yang tampak dari seorang Keizo Okue. Pengalamannya yang mumpuni di sektor otomotif dan gaya manajemennya yang tegas dan lugas, menjadi bekal sang CEO Mazda Motor Indonesia ini mengawal gerak ekspansi perusahaan otomotif itu di pasar nasional. Apa saja kiatnya? Berikut wawancara Bisnis dengannya baru-baru ini.
Seperti apa cetak biru pengembangan bisnis Mazda di Indonesia yang Anda persiapkan dan bagaimana Anda mengukur progresnya?
Ya, tentu ada. Penilaian kami bukan hanya pada jumlah produk yang terjual tetapi juga menekankan kinerja di area service, begitu pula hardware, software.
Jadi dari indikator kinerja kunci [KPI], kami ingin memperluas jaringan pelayanan, termasuk kualitas layanannya dan juga ketersediaan suku cadang. Itu adalah kunci sukses bagi kami.
Ada berapa service point yang disediakan Mazda sekarang ini? Berapa akan ditambah?
Kami sudah mempunyai 38 diler resmi di Indonesia sekarang ini. Kami bermaksud untuk memperluas jaringan diler resmi Mazda di akhir tahun fiskal kami yang jatuh pada Maret.
Sejalan dengan ini dan sesuai dengan anggaran maka kami ingin menambah hingga menjadi 44 diler pada akhir Maret tahun depan.
Bagaimana hasil yang didapat dari Indonesia International Motor Show (IIMS) baru-baru ini? Dari apresiasi konsumen, produk apa yang masih mainstream?
Cukup menggembirakan. Pada September penjualan kami akan naik dibandingkan dengan Agustus. Pada September, orang menantikan IIMS.
Saya berharap penjualan lebih efektif terdorong oleh realisasi transaksi di IIMS. Jadi, tak tertutup kemungkinan sales di bulan-bulan ini bisa mencapai 3.000 unit, sekitar 2.800 di antaranya berasal dari pesanan IIMS.
Saya optimistis sampai akhir tahun penjualan Mazda tetap didominasi kendaraan penumpang nonsedan, yaitu hatchback, multipurpose vehicle kelas atas [upper MPV], dan sport utility vehicle (SUV).
Produk unggulan kami adalah CX5, Mazda 2 dan Mazda Biante, ini yang penjualannya terbanyak. Kami yakin produk hatchback Mazda bahkan tidak akan tergeser pasar mobil murah.
Apakah teknologi yang dikembangkan Mazda terkait dengan minat konsumen di Indonesia?
Dalam pengamatan saya selama IIMS saya sangat surprise mengetahui booth kami ketika itu dikunjungi begitu banyak pengunjung. Biarpun mungkin booth kami tidak seluas yang lain. Produk kami ternyata dapat menarik minat pengunjung yang tertarik bukan hanya karena desain tapi juga kami telah kembangkan produk yang sesuai dengan minat pelanggan di sini. Kami punya Biante dan CX5 yang baik saat dikendarai di cuaca hujan. Kami perkenalkan teknologi sky active, ini powerfull.
Di tengah gejolak makro ekonomi di Indonesia, bagaimana Mazda melihat pasar otomotif?
Untungnya hasil dari IIMS menunjukkan ada pertumbuhan SPK 10% dibandingkan dengan IIMS tahun lalu. Berdasarkan data Gaikindo. Ini bukan hanya Mazda tapi juga terjadi pada brand lain.
Pasar otomotif menunjukkan tren positif bahwa pembelian mobil di Indonesia tak berhenti. Imbas negatif dari kondisi ekonomi yang ada ternyata tidak membawa dampak negatif terhadap sektor otomotif.
Tapi ya memang tak ada yang tahu ke depannya akan seperti apa.
Kalau bunga kredit kendaraan naik mungkin akan sedikit menekan jumlah pelanggan pada segmen mobil [MPV] murah. Untungnya produk Mazda lebih kepada target segmen kendaraan dengan harga menengah ke atas, a.l. Mazda 2 dan Biante.
Regulasi pemerintah soal mobil murah [LCGC] dan mobil hybrid [LCE], bagaimana menurut Anda?
Skema program LCE menurut saya itu bagus bukan hanya untuk Indonesia tapi industri otomotif global agar kendaraan lebih ramah terhadap lingkungan. Ini sangat penting untuk kami.
Adakah pengembangan teknologi Mazda yang baru hybrid untuk dipasarkan di Indonesia atau di negara lain?
Di Jepang kami memperkenalkan mesin sky active untuk hybrid. Di kawasan Eropa juga memperkenalkan sky active D yang konsumsi bahan bakarnya lebih irit. Misalnya untuk menempuh dari Jakarta ke Bali lebih dari 1.000 km cukup dengan satu tangki bensin penuh berisi 57 liter.
Kami harus lebih menantang diri kami lebih keras lagi. Lima mobil mencapai Bali, yang lain 1.020 km. Bayangkan itu bahwa sky active diesel memiliki konsumsi BBM lebih baik.
Kalau Sky active G memiliki rasio kompresi yang lebih baik. Pada mesin diesel kalau Anda mengurangi kompresinya maka generator jadi lebih efektif. Di Jepang kami punya hybrid dan di Eropa juga ada mesin diesel.
Bagaimana respons market?
Untuk diesel di Jepang (sky active D) orang-orang Jepang umumnya kurang suka mesin diesel karena baunya, suara mesinnya, dan persentase mesin diesel di sana memang sangat sedikit.
Tapi kami punya CX5, Mazda 7 Sky D dan sekarang justru kendaraan diesel mencapai 70% dari populasi yang ada. Ini sulit dipercaya bisa terjadi, karena nggak pernah orang Jepang mau beli diesel. Tapi sekarang melalui produk Mazda mereka pilih diesel karena performa mesinnya lebih baik.
Apakah teknologi itu dibawa ke Indonesia?
Saya tidak bisa beritahu Anda hahaha.
Bagaimana dengan teknologi hibrida?
Kami punya produk hibrida di Jepang tentunya. Tapi kalau memikirkan masa depan kendaraan mesin hibrida adalah salah satu solusi. Di Jepang ini mendapat sambutan yang baik dari konsumen.
Tapi kalau mencari solusi cepat untuk Indonesia, kendaraan hibrida memakan biaya produksi sangat mahal. Lalu jangka waktu pengisian listrik, baik hibrida maupun mobil elektrik, makan waktu. Sebetulnya masalah yang harus dipecahkan berawal dengan menyadari bagaimana karakter konsumen dari produk hibrida.
Ada rencana bergabung dalam LCGC?
Sekarang ini kami belum punya rencana untuk join sama sekali. Kami kecil dan kami memang tidak ingin menempatkan brand Mazda [pada segmen LCGC]. [Kami brand premium] tapi premium juga bukan berarti mobil mahal.
Untuk segmen konsumen menengah?
LCGC bagus untuk konsumen yang mau beli mobil tapi tidak cukup untuk membayar harga-harga produk yang ada di pasaran sekarang karena harganya mahal. Dan LCGC akan mewujudkan mimpi punya mobil masyarakat Indonesia. Banyak pembahasan soal LCGC, program ini sebetulnya bagus.
Ada rencana Mazda untuk meraup lebih banyak market baru?
Tentu jika memungkinkan.
Apa saja target bisnis Mazda di Indonesia?
Target kami menjadikan brand kami dikagumi para konsumen otomotif, brand awareness untuk mazda harus kami tingkatkan bahwa kami adalah produk yang andal. Saya rasa betul [masyarakat indonesia fanatik terhadap merek Jepang] tapi kami nggak boleh bangga berlebihan, harus disikapi dengan rendah hati. Harus terus meningkatkan pelayanan dan penjualan setiap hari.
Strategi bisnis Mazda tahun ini?
Kami ingin membuat konsumen tak sekadar tahu Mazda tapi kami rangkul mereka juga melalui ajang kompetisi balap pada Juni lalu berlokasi di Senayan. E-Halt Challenge, jalan dari Jakarta-Bali yang melibatkan artis dan menggunakan 1 tangki BBM saja.
Ada juga ajang uji sky active, Jakarta-Bogor dengan 10 liter bensin. Kami ingin banyak orang tahu hal-hal baik yang ada pada Mazda, dan semakin banyak diketahui orang.
Ada rencana bangun pabrik prduksi di Indonesia?
Saya tidak tahu, saya tidak ada rencana untuk itu, tapi pada dasarnya kami terus mempelajari kemungkinan-kemungkinan yang ada dan hal-hal seperti itu.
Prospek CX5 sampai akhir tahun?
Saya rasa bagus sejak kami perkenalkan pada Mei 2012. Secara global, CX5 diterima dengan baik oleh konsumen. Bahkan kadang kala kami tak bisa memenuhi volume produksi sesuai jumlah permintaan, konsumen harus sabar. Permintaan CX5 bagus hingga akhir tahun ini dan saya yakin bisa meningkatkan penjualan produk ini.
Target penjualan CX5 tahun ini?
Lebih dari 5.000 unit pada tahun ini dan 3.000 unit untuk Mazda 2.
Prinsip dan nilai-nilai dalam berbisnis yang diterapkan Mazda?
Integritas, fokus pada pasar/konsumen, kreativitas, juga berusaha sebisa mungkin selalu memotivasi orang lain, team spirit, menghormati lingkungan. Itulah nilai budaya perusahaan kami dan tentunya juga fokus pada keinginan/kepuasan konsumen. Tak lupa transparansi dan komunikasi yang baik.
Itu diterapkan di seluruh Mazda di dunia atau hanya untuk Mazda Indonesia?
Nilai yang saya sebutkan tadi itu adalah nilai-nilai yang diterapkan secara global untuk Mazda.
Bisa dielaborasi karier Anda di otomotif?
Saya tidak terlalu bangga dengan [diri sendiri]. Tak banyak hal baik yang bisa diceritakan ha-ha-ha. Tapi di Indonesia ini sangat menantang bagi saya, Karier, saya pernah di Eropa, Timur Tengah, Afrika, ini adalah pertama kali [berkiprah] di Indonesia. Pasar otomotif di sini sulit [ditaklukkan]. Yang terpenting adalah komunikasi dengan masyarkat setempat. Kepemimpinan yang kuat membantu dalam menembus pasar yang ada.
Pola kepemimpinan seperti apa yang Anda terapkan hingga Mazda bisa menjadi perusahaan besar di sini?
Dalam pengalaman saya, yang harus dilakukan pertama adalah memutuskan sesuatu oleh diri sendiri berdasarkan apa yang memang seharusnya Anda lakukan. Dan sampaikan itu kepada tim/bos Anda. Bicarakan bersama. Untuk memotivasi saya berusaha mendengarkan pendapat mereka. Ini sangat penting. Bicarakan sisi positif dan negatifnya bersama, sembari memotivasi secara emosional.
Keputasan terberat yang pernah Anda ambil?
Selama bergabung dengan Mazda, ya tidak semuanya serba mudah. Saya selalu diskusikan dengan tim, ini penting se kali. Keputusan diterima atau tidak harus disetujui mengikuti iklim bisnis yang ada sesuai dengan visi perusahaan.
Saya selalu menyampaikan, kalau mau sebutkan 10 keunggulan dari sesuatu harus bisa juga menemukan 10 kelemahannnya lalu diskusikan itu. Kenapa ini tidak baik kalau kita lakukan, kenapa yang itu baik? Ada argumentasinya.
Siapa tokoh yang menginspirasiAnda dalam manajerial?
Saya beruntung karena memiliki atasan yang baik ketika saya masih muda. kalau Anda sedang bicara dengan seseorang maka anda harus menempatkan sepenuhnya perhatian pada mereka. Harus selalu rendah hati, dulu atasan saya bilang. Sekarang dia sudah pensiun, dia atasan saya selagi saya muda.
Di sela waktu senggang, apa hobi Anda apa?
Saya mengoleksi gitar elektrik dan kalau lagi senggang saya suka mmbersih kan dengan mengusap-usapnya hahaha. Tapi tidak banyak memainkannya. Dulu itu adalah gitar-gitar mewah yang saya idamkan, suatu hari harus bisa punya, dan sekarang kesampaian. Total ada enam gitar [listrik].
Apa musik kesukaan Anda?
Blues. Alunannya seperti datang dari hati jadi begitu emosional. Saya juga suka sedikit dengan Jazz. Penyanyi blues yang saja suka misalnya Baby King, Albert King. Kalau jazz saya lebih suka instrumental gitar saja bukan lagu yang dinyanyikan. Saya juga suka Deep Purple.
Apa obsesi Anda?
Saya masih ingin punya lebih banyak gitar elektrik lagi. ha-ha-ha.
Tapi kalau dari segi karier bisnis saya sangat menyadari bahwa Indonesia memiliki pertumbuhan pasar yang pesat. Saya ingin konsumen di sini ketika dengar brand Mazda akan bilang wow, oh God.
Saya kerja di Mazda sejak 1982. Tipikal orang Jepang, [kerja dalam jangka waktu lama untuk satu perusahaan].
Keluarga saya tinggal di Jepang. Saya ini juga tipe suami-suami Jepang kebanyakan yang yang tinggal/merantau jauh keluar dari Jepang. Untuk kehidupan, mungkin kalau sudah pensiun mau buka toko barang-barang gitar elektrik antik, ha-ha-ha.
Biodata | |
Nama | Keizo Okue |
Usia | 54 Tahun |
Karier |
|
1982-1989 | Euroe Departement of Overseas Sales and Marketing Mazda Corp. |
1989-1999 | Assistant to President Mazda Motor Deutshland Gmbhl, Jerman |
1999-2011 | Regional Manager for Middle Eastern Africa |
2011-Sekarang | President Director Mazda Motor Indonesia |
Pewawancara: Dini Hariyanti & Roni Yunianto