BISNIS.COM, BOGOR--Pada penelitian terdahulu, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diketuai oleh Shawar Khan, berhasil memanfaatkan protein dari pupa ulat sutera Bombyx mori sebagai bahan fortifikasi pada susu bubuk.
Namun kemurnian isolat protein dan penerimaan responden terhadap cita rasa susu tersebut masih rendah.
Pada penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Hera Tri Utomo, Ribka, Acep Usman Abdullah, Ayu Febriani dan M. Tian Syaputra dalam Program Kreativitas Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB),
berhasil memproduksi susu bubuk yang difortifikasi dengan protein dari pupa ulat sutra dengan tingkat kemurnian protein yang tinggi dan mempunyai karakteristik cita rasa yang disukai responden.
Tim yang berasal dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan IPB ini berhasil menemukan cara yang tepat dalam mengisolasi protein pupa ulat sutra.
Isolasi protein dilakukan untuk memisahkan protein suatu bahan dari komponen lainnya.
“Dengan bimbingan dari Dr.Rarah Ratih Adjie, kami berhasil membuat responden suka terhadap cita rasa dari susu bubuk dengan fortifikasi protein ulat sutera,” ujar Hera selaku Ketua Tim PKM, Sabtu (9/3/2013).
Penambahan fortifikan protein pada susu bubuk biasanya menggunakan kasein dan whei, tetapi keduanya sangat mahal dan belum diproduksi di dalam negeri, maka diperlukan sumber protein yang lebih murah.
Penggalian potensi sumber daya alam yang diberi sentuhan teknologi diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk turunan susu dan menjawab kebutuhan akan pangan tinggi protein.
Bertujuan untuk meningkatkan nilai guna dan ekonomis limbah pemintalan benang sutra, Hera dan kawan-kawan memanfaatkan pupa ulat sutera Bombyx mori dengan menjadikannya sebagai salah satu fortifikan protein pada susu bubuk.
Prosedur yang dilakukan melalui enam tahap yakni pembuatan tepung pupa, penghilangan lemak (delipidasi), isolasiprotein, pengeringan isolat, fortifikasi isolat ke dalam susu bubuk dan analisis kualitas susu bubuk yang telah difortifikasi.
“Invensi penelitian ini adalah dengan mengaplikasikan metode delipidasi dan modifikasi pH isolasi (ekstraksi dan presipitasi) protein.
Tujuan penelitian secara keseluruhan adalah menentukan karakteristik fisik, kimia, organoleptik, dan kecernaan protein secara in vitro susu bubuk yang difortifikasi bubuk isolat protein pupa ulat sutera Bombyx mori (IPPUS),” jelasnya.
Delipidasi menjadi tahapan yang sangat penting karena lemak merupakan komponen terbesar kedua setelah protein dalam bahan kering tepung pupa.
Penelitian sebelumnya tidak melakukan delipidasi sehingga menghasilkan tepung pupa dengan kadar lemak dan protein masing-masing 26,4% dan 60,7%.
Aplikasi delipidasi, mampu mengurangi kadar lemak dalam tepung pupa dari 20,4% menjadi 10,3%.
Fortifikasi IPPUS pada taraf 20% menghasilkan susu bubuk dengan kadar protein yang berbeda nyata yakni 40,44% dan kecernaan protein secara in vitro sebesar 95,15%.
Kadar protein ini mencukupi 32,15%-40,44% kebutuhan protein harian manusia.
Namun dengan menggunakan formula terpilih ini, menurunkan kesukaan panelis. Hera dkk melakukan menambahkan flavor sebanyak 15%.
Penambahan flavor ternyata mampu meningkatkan kesukaan panelis dan mutu organoleptifk susu bubuk.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa IPPUS berpotensi untuk dikembangkan sebagai fotifikan untuk menghasilkan susu bubuk tinggi protein,” tuturnya.(hsa/yop)