UNICEF
3. Pendidikan Lebih Inklusif dengan AI (UNICEF):
AI juga berperan penting dalam meningkatkan aksesibilitas pendidikan. UNICEF kini memanfaatkan AI untuk menciptakan buku teks digital yang melayani peserta didik yang beragam, termasuk 240 juta anak penyandang disabilitas di seluruh dunia.
Fitur seperti video bahasa isyarat, interaktivitas, deskripsi audio, dan konversi teks-ke-ucapan akan membuat materi dapat diadaptasi.
Deemah Al Yahya, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Digital, menekankan pentingnya akses offline mengingat masih ada 2,7% populasi dunia yang tidak terhubung internet.
4. Mentor AI di Afrika Barat (Kabakoo Academies):
Sebuah startup teknologi pendidikan di Mali, Kabakoo Academies, menggunakan AI untuk meningkatkan keterampilan kaum muda di wilayah dengan prospek kerja formal yang terbatas.
Aplikasi mereka menyediakan mentor virtual berbasis AI yang tersedia 24/7, menawarkan panduan, sumber daya, dan umpan balik yang dipersonalisasi. Program ini melaporkan peningkatan pendapatan siswa sebesar 44% enam bulan setelah penyelesaian.
5. Peningkatan Literasi di Brasil (Letrus):
Program Letrus di Brasil bertujuan untuk meningkatkan tingkat literasi di sekolah menengah pertama dan atas dengan bantuan AI, khususnya menargetkan perbedaan kinerja antara siswa berpenghasilan rendah dan tinggi.
Letrus menawarkan umpan balik waktu nyata bagi siswa dan data kemajuan bagi pendidik, dan telah menunjukkan keberhasilan signifikan dalam meningkatkan kinerja siswa dalam ujian menulis di negara bagian Espirito Santo.