Riset Lazada: Setengah Pedagang E-Commerce di Indonesia Gagal Optimalkan AI

Rahmad Fauzan
Kamis, 10 April 2025 | 22:12 WIB
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Laporan Lazada mengungkap 50% pedagang e-commerce di Indonesia belum memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) secara optimal. Bahkan, sebanyak 21% pedagang e-commerce di dalam negeri masih bekerja secara manual.

Menurut hasil riset Lazada bekerja sama dengan Kantar, mayoritas pedagang e-commerce di Tanah Air tergolong ke dalam kategori AI Aspirants dan AI Agnostics. Masing-masing dengan persentase 50% dan 21%.

Sebagai informasi, terdapat 3 kategori pemanfaatan AI oleh pedagang e-commerce berdasarkan riset tersebut. Pertama, AI Adepts yang mana penjual yang telah menerapkan AI di lebih dari 80% operasional mereka.

Kedua, AI Aspirants. Dalam kategori ini, penjual telah mengintegrasikan AI secara sebagian, tetapi masih memiliki kesenjangan adopsi di beberapa fungsi utama.

Ketiga, AI Agnostics. Yakni, kategori yang mengelompokkan penjual yang masih mengandalkan proses manual di sebagian besar fungsi bisnis mereka.

Di Indonesia, persentase penjual yang benar-benar menggunakan AI juga lebih rendah dibandingkan dengan yang mengaku telah menerapkan teknologi tersebut. Adapun, pedagang yang mengaku telah menerapkan AI 52%, sedangkan yang secara aktual menggunakan AI hanya 42%.

“Temuan kami mengungkap fenomena kesenjangan dalam ekosistem e-commerce di Asia Tenggara. Meskipun, sebagian besar penjual memahami potensi transformatif dari AI, banyak yang masih berusaha untuk bertransisi menuju tahap implementasi,” kata Chief Executive Officer Lazada Group James Dong dalam siaran pers, Kamis (10/4/2025).

Dengan demikian, sambungnya, dukungan terhadap fungsi bisnis dengan tingkat adopsi AI yang rendah, seperti operasional dan logistik, perlu ditingkatkan untuk mempertahankan posisi atas Indonesia dalam adopsi AI di Asia Tenggara.

Di kawasan ini, Indonesia dan Vietnam memimpin dengan tingkat adopsi AI sebesar 42% di berbagai fungsi bisnis, diikuti oleh Singapura dan Thailand dengan 39%.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper