Adopsi AI Dalam Mendukung Pekerjaan di Indonesia Sangat Tinggi

MG Noviarizal Fernandez
Jumat, 14 Maret 2025 | 23:27 WIB
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik
Bagikan

Bisnis,com,JAKARTA -- Adopsi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di Indonesia terus meningkat. Penerapan AI untuk membantu menyelesaikan pekerjaan masih terjadi setelah pandemi 2019 lalu. 

“Bahkan secara global penggunaan AI dalam perkajaan itu meningkat sekitar 66% di tahun 2024 dari tahun sebelumnya. Di Indonesia bahkan lebih tinggi lagi, karena persentasenya mencapai 87%,” ujar Frans Adhiraja, Bisnis Personal System Categori Head HP Indonesia pada perbincangan Broadcash di kanal Youtube Bisniscom.

Menurutnya, orang Indonesia sangat melek teknologi dan tidak bisa dikategorikan sebagai gagap teknologi atau gaptek. Bahkan orang Indonesia, lanjutnya, sangat canggih menerapkan kecerdasan buatan untuk mendukung pekerjaannya seperti membuat draft surat dan sebagainya.

Di sisi lain, terkait kenyamanan kerja, kata Frans, secara global banyak pekerja yang belum nyaman dengan pekerjaan yang dilakoni setiap hari. Hal itu terungkap dalam survei yang dilakukan oleh salah satu raksasa teknologi, HP, dalam World Relationship Index atau WRI.

Adapun, survei itu dilakukan secara gobal di 12 negara,dengan 15.600 responden, termasuk di Indonesia dan dilaksanakan secara rutin setiap tahun. Terakhir, survei dilaksanakan pada 2024 silam.

“Jadi istilahnya kita mencoba mencari tahu apa sih sebenarnya yang dicari dan saat kita bekerja itu bagaimana. Karena faktor-faktornya itu banyak sekali yang mempengaruhi kita saat bekerja baik lingkungan, jenis pekerjaan dan kepemipinannya,” paparnya.  

Lanjutnya, dalam survei teraktual, kurang lebih ada sekitar 28% responden secara global merasa belum memiliki hubungan dengan pekerjaan itu terbilang sehat. Mereka merasa ada yang tidak seimbang dalam pekerjaan.

“Meski begitu, di Indonesia, 44% pekerja merasa nyaman dengan pekerjaan yang sedang dijalani saat ini. Jadi sekilas nampaknya pekerja di Indonesia merasa lebih senang dengan pekerjaannya,” terangnya.

Frans menyebut terdapat sejumlah faktor yang membuat orang merasa belum nyaman dengan pekerjaan seperti faktor pimpinan perusahaan. 

"Karena ternyata juga kalau kami melakukan survei juga responden itu sangat berharap mereka memiliki leader yang memiliki interpersonal skill yang baik, terutama juga dalam sisi misalnya memberikan empati. Karena dengan begitu kan kita bisa lebih merasa attached baik itu dengan pekerjaan kita ataupun juga dengan atasan kita,” tutupnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper