Cisco Peringatkan Ancaman Keamanan di Balik Percepatan Transformasi AI

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 19 Februari 2025 | 20:53 WIB
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Cisco, perusahaan produksi perangkat keras dan lunak, memperingatkan bahwa kecepatan pengembangan aplikasi kecerdasan buatan (AI) berpotensi membuka celah keamanan kritis yang mengancam integritas data dan infrastruktur perusahaan. 

Perusahaan membutuhkan dukungan dalam bertransformasi AI, untuk melindungi sistem dari serangan yang menyasar kerentanan multi cloud, shadow AI, dan serangan siber berbasis algoritma.

Executive Vice President dan Chief Product Officer Cisco Jeetu Patel mengatakan dalam lanskap yang dinamis dan persaingan yang sangat sengit, kecepatan menentukan siapa yang menjadi pemenang. Perusahaan berlomba dalam mengimplementasikan AI, tetapi belum banyak yang siap dari sisi keamanan. 

Hal ini menimbulkan pertaruhannya besar jika terjadi kesalahan dengan AI. Sementara itu, merujuk pada AI Readines Index 2024, hanya 40% dari responden di Indonesia yang merasa benar-benar siap untuk mendeteksi dan mencegah penyusupan dengan menggunakan AI. 

“Para pemimpin bisnis dan teknologi tidak bisa mengorbankan keamanan demi memperoleh kecepatan ketika memanfaatkan AI,” kata Jeetu, dikutip Rabu (19/2/2025). 

Jeetu juga mengatakan perusahaan juga dihadapkan pada beragam tantangan keamanan yang kompleks, karena aplikasi-aplikasi AI bersifat multi-model dan menggunakan konsep multi-cloud. 

Kerentanan bisa muncul pada level model atau aplikasi, sedangkan tanggung jawabnya berada di beberapa pemilik yang berbeda, termasuk pengembang, pengguna dan vendor. Ketika perusahaan-perusahaan mulai menggunakan data di luar data publik dan mulai melatih model-model AI dengan menggunakan data yang dimiliki oleh satu pihak tertentu (proprietary), risikonya akan makin besar. 

Sementara itu, Global Head of AI & Cyber Innovation, World Wide Technology Kent Noyes mengatakan pengadopsian AI perlu diimbangi dengan peningkatan solusi keamanan siber, karena risiko yang ada juga terus berkembang.

Para pengembang membutuhkan seperangkat pagar perlindungan untuk keselamatan dan keamanan AI yang bekerja dengan setiap aplikasi. AI Defense membantu para pengembang bergerak cepat dan menciptakan nilai yang lebih besar dengan melindungi sistem-sistem AI dari serangan dan menjaga perilaku model di seluruh platform.  

“Pengadopsian AI membuat perusahaan-perusahaan menghadapi risiko-risiko baru yang bisa tidak diatasi oleh solusi keamanan siber tradisional,” kata Kent. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper