Bisnis.com, JAKARTA - Google bakal melakukan efisiensi besar-besaran pada 2025. Hal ini terungkap dari tawaran program "keluar sukarela" bagi karyawan yang bekerja di divisi perangkat keras Android dan Pixel.
Melansir dari The Verge, Minggu (2/2/2025) program ini menawarkan paket pesangon bagi siapa saja yang memilih untuk resign secara sukarela.
Sebelumnya, Google menggabungkan tim Android dan perangkat kerasnya pada 2024 lalu di bawah kepemimpinan Rick Osterloh, Senior Vice President (SVP) Platform dan Perangkat.
Osterloh dalam memo yang diterima karyawan menyatakan bahwa meskipun ada momentum positif, perusahaan ingin memastikan bahwa setiap anggota tim yang tersisa memiliki komitmen yang kuat untuk membangun produk yang berkualitas dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi.
Program keluar sukarela ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi beban kerja, tetapi juga bisa menjadi langkah persiapan bagi perusahaan untuk melakukan pengurangan karyawan lebih lanjut jika tidak cukup banyak yang menerima tawaran tersebut.
Ini adalah langkah yang pernah diambil oleh Google di masa lalu, meskipun belum ada pengumuman pemutusan hubungan kerja (PHK) resmi untuk tahun 2025.
Pada Oktober 2024, CFO Alphabet, Anat Ashkenazi, mengungkapkan fokus pada efisiensi biaya di seluruh perusahaan. Dirinya menambahkan meskipun Google telah melakukan banyak langkah untuk merestrukturisasi dan mengurangi biaya, masih ada ruang untuk efisiensi lebih lanjut.
“Langkah-langkah pemotongan biaya sebagian dirancang untuk mengimbangi Google yang menggelontorkan begitu banyak uang untuk AI,” ujarnya.
Untuk saat ini, program keluar sukarela ini hanya diterapkan di divisi platform dan perangkat, dan belum diperluas ke tim lainnya seperti pencarian atau divisi AI DeepMind.
Hal ini menandakan bahwa meskipun langkah efisiensi sedang diterapkan, Google berusaha untuk mempertahankan stabilitas dalam divisi yang lebih strategis.
Petisi Karyawan
Sementara itu, karyawan Google khawatir dengan adanya risiko PHK massal. Mereka mengedarkan petisi internal berjudul 'Job Seecurity' untuk merespons langkah efisiensi perusahaan pada tahun ini.
Petisi tersebut diketahui telah mengumpulkan lebih dari 1.250 tanda tangan yang mencerminkan rasa tidak nyaman yang lebih luas di dalam Google.
Hal ini dilaporkan terjadi di tengah periode yang menantang bagi perusahaan, yang ditandai dengan serangkaian peluncuran produk yang memalukan, protes karyawan, dan PHK yang sedang berlangsung yang dimulai sejak 2023 dan diperkirakan akan terus berlanjut.
Untuk diketahui, Google melakukan sejumlah rangkaian PHK massal terhadap karyawannya pada 2024. Pada awal 2024, Google melakukan PHK ratusan karyawan yang bekerja di divisi asisten digital, perangkat keras, dan tim engineering.
Selain itu, beberapa tim lain juga mengalami perubahan pekerjaan dan adanya penghapusan sejumlah posisi secara global. Tindakan ini pun berdampak pada sekitar 630 pekerja dari tim periklanan dan AR, termasuk 4 Vice President, dan 25 Direktur.
Namun, hanya selang seminggu setelah PHK pertama, Google kembali PHK 100 karyawan yang berada di tim Youtube.
Kemudian pada April 2024, Business Insider melaporkan bahwa karyawan di beberapa tim Google di departemen real estate dan keuangan telah terkena PHK. Tim keuangan yang terkena dampak termasuk perbendaharaan Google, layanan bisnis, dan operasi kas pendapatan.
Selanjutnya, pada Juni 2024, induk perusahaan Google yakni Alfabet melakukan PHK terhadap setidaknya 100 karyawan dari beberapa tim di unit cloud Google.