Bisnis.com, JAKARTA - GPS atau Global Positioning System kini menjadi salah satu alat yang banyak digunakan orang dalam memberikan petunjuk arah yang akurat untuk perjalanan darat, laut, dan udara.
Bagi mereka yang mengemudi, GPS dapat membantu pengemudi menemukan rute tercepat dan termudah, serta memberikan informasi tentang cuaca, suhu, kelembapan, dan tekanan udara di lokasi tujuan.
Lantas bagaimana cara kerja GPS tracker IoT dan AI ini?
Pada dasarnya, GPS adalah jaringan satelit yang berisi 24 satelit yang mengorbit bumi. Sejarah GPS dimulai pada tahun 1960an, ketika GPS diciptakan untuk aplikasi militer. Pada tahun 1983, teknologi ini tersedia untuk umum, diikuti oleh lebih banyak kemajuan teknologi.
Teknologi GPS merupakan terobosan besar dalam dunia teknologi. Hal ini menciptakan gebrakan besar secara global ketika masyarakat mengetahui teknologi inovatif ini.
Saat ini, ini adalah pusat dari banyak solusi modern seperti sistem manajemen armada. Telematika adalah industri bernilai miliaran dolar, dan komponen integralnya adalah pelacakan GPS. Perusahaan armada di seluruh dunia mengandalkan perangkat lunak pelacakan untuk memantau kendaraan mereka.
Pelacakan GPS adalah pelacakan lokasi suatu objek dengan bantuan GPS. Ini mengidentifikasi bujur, lintang, kecepatan, dan arah suatu objek. Pelacakan GPS bekerja berdasarkan tiga kumpulan data yakni waktu, penentuan posisi dan navigasi.
Satelit GPS di luar angkasa menyiarkan lokasinya, yang diterima oleh penerima di bumi. Perangkat pelacak GPS di bumi menerima sinyal-sinyal ini dan melakukan operasi yang disebut trilaterasi. Stasiun kendali utama memantau proses untuk memperkirakan lokasi yang akurat.
Namun, agar trilaterasi dapat terjadi, minimal empat satelit harus mengirimkan sinyal. Semakin banyak satelit meningkatkan keakuratan lokasi. Oleh karena itu, sistem satelit yang lebih besar berarti pelacakan lokasi yang lebih otentik dibandingkan dengan sistem satelit yang lebih kecil.
Sistem monitoring kendaraan bermotor secara realtime berbasis GPS tracking dan Internet of Things bertujuan mempermudah pemilik kendaraan bermotor dalam proses pencarian kendaraan yang telah dicuri.
Sistem ini menggunakan Global Positioning System (GPS) sebagai alat untuk mendeteksi lokasi motor. Data lokasi tersebut dikirim melalui MODEM MF65 menuju Firebase, kemudian ditampilkan dalam bentuk GIS pada sebuah Android.
GPS bekerja dengan mendeteksi titik koordinat dari satelit sehingga memperoleh titik longitude dan latitude. Pengujian keakuratan modul GPS dilakukan dengan membandingkan titik koordinat yang didapatkan modul GPS dan GPS Mobile Phone sehingga didapatkan sebuah galat antar 2 alat yang dibandingkan.
Manfaat dari GPS Tracker berbasis IoT dan AI
- Pantau posisi secara realtime
- Mematikan mesin dari jarak jauh
- Mendengar percakapan jarak jauh
- Memiliki tombol SOS
- Histori tersimpan dalam 100 hari.
Industri GPS Tracker berbasis Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) di Indonesia kini makin berkembang.
Salah satu pemain GPS tracker di Indonesia adalah Fox Logger yang melaporkan peningkatan kinerja yang signifikan pada kuartal ketiga 2024. Dibandingkan kuartal sebelumnya, pendapatan perusahaan meningkat sekitar 20%. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terus berkembang di tengah kondisi pasar yang mulai membaik.
"Kondisi pasar yang sedikit membaik memberikan kami peluang untuk mendorong pertumbuhan. Di sisi lain, aktivitas below the line seperti pameran telah membantu meningkatkan eksposur produk kami kepada konsumen," ungkap Presiden Direktur PT Sumber Sinergi Makmur Tbk, Alamsyah Cheung selaku produsen Fox Logger.
Adapun beberapa produk berbasis Artificial Intelligence yang Fox Logger luncurkan pada tahun ini antara lain Dashcam canggih yang mampu mencegah kecelakaan kendaraan, kemudian sensor yang bisa memantau dan memprediksi berbagai kebutuhan kendaraan seperti penggantian oli dan suku cadang secara otomatis, sehingga mengurangi risiko kerusakan mendadak, serta Ultrasonic Fuel Sensor yang dapat mendeteksi konsumsi bahan bakar pada kendaraan logistik.
Alamsyah mengaku optimistis bisa terus meningkatkan pertumbuhan di tahun 2025.
“Kami menargetkan kenaikan pendapatan sebesar 50%, dengan fokus pada peningkatan kualitas produk dan layanan guna memberikan kepuasan maksimal kepada konsumen,” Alamsyah menambahkan.