Komdigi Dorong Indosat Cs Kebut 5G di Perkotaan dan Wilayah Padat Penduduk

Lukman Nur Hakim
Rabu, 23 Oktober 2024 | 20:44 WIB
Menara telekomunikasi yang berada di tengah perkotaan dengan trafik tinggi
Menara telekomunikasi yang berada di tengah perkotaan dengan trafik tinggi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong operator seluler untuk terus mengembangkan jaringan 5G khususnya di perkotaan dan wilayah dengan penduduk padat. 

Berdasarkan catatan Bisnis, operator seluler yang sudah diizinkan pemerintah untuk menghadirkan layanan 5G secara komersial di Indonesia, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL Axiata.

Secara perlahan ketiganya terus menghadirkan 5G di beberapa wilayah. 

Direktur Ekonomi Digital Komdigi Bonifasius W Pujianto mengatakan bahwa pemerintah memang tengah berfokus untuk menyelesaikan jaringan 4G di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Namun, Bonifasius menuturkan bahwa Komdigi juga akan mendorong operator seluler untuk terus mengembangkan jaringan 5G, salah satunya di kawasan perkotaan.

“5G untuk kawasan-kawasan high density, perkotaan dan lain sebagainya, operator kami push untuk terus mengembangkan 5G,” kata Bonifasius kepada Bisnis, Rabu (23/10/2024).

Lebih lanjut, Bonifasius menyebut bahwa dorongan agar operator seluler mengembangkan jaringan 5G dikarenakan permintaan pasar yang sangat besar.

Terlebih, saat ini sudah banyak gawai atau telepon seluler yang mendukung jaringan 5G dan dibanderol dengan harga yang murah.

“Iya (mendorong operator seluler), itu (5G) market demand soalnya,” ujarnya.

Di sisi lain, jumlah pengguna internet fixed wireless access (FWA) 5G global diperkirakan naik 3 kali lipat menjadi 330 juta orang pada 2029, dengan potensi pendapatan tahunan perusahaan penyedia layanan US$75 miliar.

Laporan ConsumerLab Ericsson terbaru menyebutkan besarnya potensi FWA digandrungi sebagian besar pengguna internet didukung oleh beberapa faktor seperti fleksibilitas, penyesuaian, dan kemudahan instalasi dibandingkan dengan fiber optik.

Studi yang mencakup 19 negara, 370 juta rumah tangga, dan mewakili 1,2 miliar penduduk global itu menunjukkan adanya kepuasan lebih dari rumah tangga pengguna FWA 5G dibandingkan dengan pelanggan fiber optik dalam hal pengalaman layanan.

Pengalaman layanan yang dimaksud mulai dari waktu pengiriman, ketentuan kontrak, kualitas peralatan, sampai dengan level biaya.

Saat itu, kata Head of Fixed Wireless Access, Ericsson Networks John Yazlle, 7 dari 10 rumah tangga di dunia pengguna FWA 5G memilih teknologi ini sebagai pengganti tetap untuk konektivitas yang digunakan sebelumnya.

“Saat ini, FWA merupakan kasus penggunaan 5G terbesar setelah mobile broadband dengan koneksi di seluruh dunia diperkirakan akan tumbuh hampir 3 kali lipat menjadi 330 juta pada akhir 2029,” kata Yazlle. 

Dalam mendorong penetrasi 5G di Indonesia, Ericsson meluncurkan “Ericsson Hackathon 2024” yang bertujuan untuk memberdayakantransformasi digital di Indonesia dengan Generative Artificial Intelligence (Gen AI) dan teknologi 5G.

Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Perindustrian, PIDI 4.0, Kementerian Komunikasi dan Digital, Innovation & Learning Centers, Swiss German University, dan KORIKA.

Fokus dari program Hackathon ini adalah pada Smart Manufacturing, sebuah pendekatan yang mengintegrasikan teknologi canggih seperti IoT, analisis big data, robotics, dan AI untukmengoptimalkan proses manufaktur serta memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data.

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper