Bisnis.com, JAKARTA — Aplikasi dompet digital (e-wallet) DANA Indonesia buka suara terkait ramainya warganet yang mengeluhkan saldo pengguna yang tiba-tiba hilang alias raib di aplikasi Dana.
Chief Risk Officer Dana Indonesia Cary Piantono mengatakan bahwa banyaknya keluhan itu sejalan dengan jumlah pengguna Dana yang mencapai lebih dari 180 juta. Bahkan, Cary juga mengaku tak kaget dengan ramainya keluhan pengguna Dana.
“Kami dari pihak Dana nggak kaget sih banyak [keluhan], karena kita paling banyak pelanggannya. Kalau user-nya banyak, komplainnya banyaklah pasti. Tetapi proteksi kami paling banyak,” kata Cary dalam acara Dialog DANA: Bersinergi Menjaga Keamanan dari Kejahatan Siber di Jakarta, Kamis (26/9/2024).
Meski demikian, Cary menyampaikan bahwa Dana Indonesia akan terus memantau sentimen negatif terkait perusahaan, termasuk keluhan saldo pengguna yang tiba-tiba hilang.
Cary menyebut sentimen negatif seperti hilangnya uang pengguna di aplikasi Dana adanya kemungkinan oknum yang tak bertanggung jawab.
“Tanggapan kami, kami monitor terus, ya, sentimen-sentimen negatif itu. Karena, pertama, bisa jadi orang beneran. Kedua, seperti kata Habib, bisa jadi haters yang dibayar untuk itu. Jadi kami senantiasa me-monitor itu dan kalau memang setelah investigasi dan terbukti memang korban, kami compensate sesuai dengan term and condition kami,” tandasnya.
Sementara itu, Co-Founder & CEO DANA Indonesia Vincent Iswara mengklaim bahwa perusahaan sejak lama telagh menerapkan teknologi yang paling canggih dan terdepan.
Vincent menyampaikan bahwa Dana memiliki teknologi risk engine yang mampu memproses jutaan hingga miliaran proses dalam waktu perhari atau perbulan. Dengan teknologi ini, Dana bisa menganalisa keamanan dari setiap transaksi. Risk engine ini dilakukan untuk memitigasi risiko tindakan atau risiko pengguna.
“Jadi kalau transaksi ini kelihatannya tidak aman, itu kita bisa memberikan panduan atau kita bisa sampai bisa mengeblok transaksi tersebut kalau kita menganggap ini tidak aman. Jadi ini adalah sesuatu risk engine yang kita anggap sebagai teknologi yang lumayan bisa membantu,” ungkap Vincent.
Selain itu, Dana juga memiliki multifactor authentication (MFA) yang dapat mengetahui adanya transaksi yang mencurigakan. Perusahaan juga memberikan berbagai jenis keamanan berlapis melalui DANA Protection, mulai dari One-Time Password (OTP), face verification (DANAVIZ), passkey (OTP Less), hingga push verify.
Vincent menambahkan bahwa Dana juga mengadopsi sertifikasi internasional ISO 27001:2013, yang merupakan standar internasional dalam menerapkan sistem manajemen keamanan informasi.
Jika menengok media sosial X (sebelumnya Twitter), cukup ramai warganet yang mengeluhkan saldo yang secara tiba-tiba hilang di Dana. Salah satu warganet mengeluhkan hilangnya saldo Dana miliknya secara tiba-tiba pasca melakukan pengisian dana (top-up). Dia juga menyertakan tangkapan layar atas hilangnya saldo Dana miliknya.
“Ini knp bsa bgni si min? topup 900rb, lgsg ilang 500rb dalam itungan jam doang. pas dicek qris ada yg lokasi nya dari bandung, jakarta timur, surabaya. pdhl kmrn2 nyimpen duit di dana berjuta2 ga knp2. bsa balik gasi ini duit klo bikin laporan?” keluh warganet.
Warganet lain pun juga mengeluhkan akun Dana miliknya yang terkena hack dan seketika uang miliknya menghilang.
“Ga aman banget dana bisa di hack org, seketika uang saya hilang diambil malijg ini gmna pertanggung jawabannya saya SDH nunggu 7 harian, jngn nanya keamanan disitu saya pasang semua keamanan ya DANA!!” tulisnya.