Gangguan Sistem Warnai Momen 9.9 Tokopedia - Shopee

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 10 September 2024 | 07:00 WIB
Tips berjualan di Tiktok live dan Shopee live/Novita Sari Simamora
Tips berjualan di Tiktok live dan Shopee live/Novita Sari Simamora
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dua e-commerce raksasa Tanah Air, Shopee dan Tokopedia, mengalami gangguan pada momen hari kembar 9.9 yang membuat barang pelanggan sulit dilacak lewat aplikasi.  

Berdasarkan penelusuran Bisnis pada Senin (9/9/2024) pada pukul 16.08, sistem pelacakan di aplikasi tidak dapat berfungsi. Fitur pelacakan pesanan yang biasanya memperlihatkan rekam jejak transaksi hingga posisi barang, kini hanya muncul permohonan maaf. 

“Ada gangguan di rumah Toped. Tunggu sebentar, biar Toped bereskan. Coba lagi atau kembali nanti,” tulis di aplikasi Tokopedia.

Tidak hanya di Tokopedia, gangguan juga terjadi di aplikasi Shopee. Aplikasi yang identik dengan warna oranye itu juga tidak menampilkan rekam jejak pengiriman barang meskipun pembeli telah melakukan transaksi. 

“Belum ada pesanan,” tulis dalam tampilan aplikasi. 

Tampilan di sistem pelacakan Shopee saat gangguan
Tampilan di sistem pelacakan Shopee saat gangguan

Atas kejadian ini Bisnis coba mengonfirmasi ke Tokopedia dan Shopee. 

Shopee belum memberi jawaban hingga saat ini, sementara itu Head of Communications Tokopedia and TikTok E-commerce Aditia Grasio Nelwan mengakui bahwa aplikasi sempat mengalami gangguan akibat tingginya animo masyarakat dalam berbelanja di Tokopedia dan ShopTokopedia khususnya pada momen tanggal kembar hari ini (9/9/2024). Namun, permasalahan tersebut telah terselesaikan. 

“Tokopedia dan ShopTokopedia beserta mitra strategis, terus berupaya memberikan pengalaman belanja terbaik agar masyarakat Indonesia bisa memenuhi berbagai kebutuhan termasuk di momen tanggal kembar,” kata Aditia kepada Bisnis, Senin (9/9/2024). 

Aditia menambahkan untuk membantu masyarakat berbelanja berbagai produk kebutuhan dengan lebih terjangkau, Tokopedia dan ShopTokopedia menghadirkan Promo Guncang setiap tanggal kembar. Di Promo Guncang 9.9 kali ini, masyarakat bisa mendapatkan berbagai penawaran menarik seperti diskon hingga 90%, flash sale Rp9.000 dan penawaran menarik lainnya. 

“Promo Guncang ini juga terbukti diminati masyarakat karena menurut data internal Tokopedia dan ShopTokopedia, Promo Guncang 5.5 dan 6.6, pada tahun 2024, masing-masing berhasil meningkatkan penjualan lebih dari 66% dan lebih dari 72%,” kata Aditia. 

Selain Promo Guncang, Tokopedia dan ShopTokopedia juga terus menghadirkan sederet kampanye di berbagai kategori produk, misalnya Beli Lokal yang merupakan kampanye yang diluncurkan pada momen 12.12 tahun 2023 bersama pemerintah, untuk meningkatkan eksistensi karegori produk dan brand lokal dengan berbagai penawaran menarik mulai dari diskon, flash sale dan cashback. 

Ada pula kampanye Fashion di Tokopedia dan ShopTokopedia yang menawarkan diskon hingga Rp900 ribu dan flash sale mulai dari Rp9.900. Selain itu, ada kampanye Beauty di Tokopedia dan ShopTokopedia yang menghadirkan berbagai penawaran menarik mulai dari diskon, flash sale hingga cashback menarik agar belanja makin hemat dan terjangkau. 

Shopee dan Tokopedia saat ini berkutat pada persaingan yang ketat setelah TikTok mengalihkan sistem pembayarannya ke Tokopedia, dan menguasai 75% saham unit bisnis e-commerce milik PT GoTO Gojek Tokopedia Tbk. itu.

Pada Desember 2023, Momentum Works, perusahaan riset bermarkas di Singapura, memperkirakan pangsa pasar TikTok Shop di Indonesia meningkat pesat pada 2023 menjadi 13,2 persen dari 4,4 persen. Sementara Tokopedia menguasai 18,5% pasar e-commerce RI dan Shopee 48,5%. Sisanya menjadi pasar Blibli, Lazada dan lain sebagainya.  

Pasar e-commerce ini berpotensi berubah, setelah TikTok Tokopedia resmi menjalin kerja sama strategis. Persaingan yang awalnya terjadi antara Shopee, TikTok dan Tokopedia, bakal mengerucut menjadi Shopee versus gabungan TikTok dan Tokopedia. 

Google memperkirakan GMV e-commerce Indonesia sebesar US$82 miliar pada 2025 dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk atau compound annual growth rate (CAGR) sebesar 15%. Dengan kondisi itu, maka diperkirakan pada 2030 GMV menyentuh US$160 miliar.

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper