Shopee - Tokopedia Gangguan saat Promo 9.9, Barang Tak Dapat Dilacak

Annisa Ika Rahmawati,Leo Dwi Jatmiko
Senin, 9 September 2024 | 16:37 WIB
Ilustrasi konsumen yang berbelanja secara daring melalui e-commerce di ponsel mereka/Freepik
Ilustrasi konsumen yang berbelanja secara daring melalui e-commerce di ponsel mereka/Freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Shopee dan Tokopedia, platform e-commerce, mengalami gangguan pada aplikasinya saat promo 9.9. Gangguan tersebut membuat pembeli tidak dapat melacak keberadaan barang. Meski demikian, masalah yang terjadi di aplikasi tidak mengganggu proses transaksi. 

Berdasarkan penelusuran Bisnis pada Senin (9/9/2024) pada pukul 16.08, sistem pelacakan di aplikasi tidak dapat berfungsi. Fitur pelacakan pesanan yang biasanya memperlihatkan rekam jejak transaksi hingga posisi barang, kini hanya muncul permohonan maaf. 

“Ada gangguan di rumah Toped. Tunggu sebentar, biar Toped bereskan. Coba lagi atau kembali nanti,” tulis di aplikasi Tokopedia.

Tampilan gangguan pada aplikasi Tokped saat 9.9
Tampilan gangguan pada aplikasi Tokped saat 9.9

Tidak hanya di Tokopedia, gangguan juga terjadi di aplikasi Shopee. Aplikasi yang identik dengan warna oranye itu juga tidak menampilkan rekam jejak pengiriman barang meskipun pembeli telah melakukan transaksi. 

“Belum ada pesanan,” tulis dalam tampilan aplikasi. 

Atas kejadian ini Bisnis coba mengonfirmasi ke Tokopedia dan Shopee. Namun hingga berita ini diturunkan keduanya belum memberi tanggapan.

Tampilan gangguan pada aplikasi Shopee
Tampilan gangguan pada aplikasi Shopee
 

Shopee dan Tokopedia saat ini berkutat pada persaingan yang ketat setelah TikTok mengalihkan sistem pembayarannya ke Tokopedia, dan menguasai 75% saham unit bisnis e-commerce milik PT GoTO Gojek Tokopedia Tbk. itu.

Pada Desember 2023, Momentum Works, perusahaan riset bermarkas di Singapura, memperkirakan pangsa pasar TikTok Shop di Indonesia meningkat pesat pada 2023 menjadi 13,2 persen dari 4,4 persen. Sementara Tokopedia menguasai 18,5% pasar e-commerce RI dan Shopee 48,5%. Sisanya menjadi pasar Blibli, Lazada dan lain sebagainya.  

Pasar e-commerce ini berpotensi berubah, setelah TikTok Tokopedia resmi menjalin kerja sama strategis. Persaingan yang awalnya terjadi antara Shopee, TikTok dan Tokopedia, bakal mengerucut menjadi Shopee versus gabungan TikTok dan Tokopedia. 

“Bagi kompetitor, tentu akan makin sengit persaingan, terutama di live commerce yang pesaingnya saat ini walaupun masih bisa dibilang berjaya, akan sedikit terganggu dengan merger tersebut [TikTok-Tokopedia],” kata Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda kepada Bisnis, Kamis (4/4/2024).

Huda juga menilai meski TikTok telah menguasai 75% atau mayoritas saham Tokopedia, Shopee tidak akan tinggal diam. Sea tidak akan membiarkan ByteDance mengusik pasar e-commerce mereka, yang selama ini memberi kontribusi cukup besar bagi raksasa Singapura tersebut.

Google memperkirakan GMV e-commerce Indonesia sebesar US$82 miliar pada 2025 dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk atau compound annual growth rate (CAGR) sebesar 15%. Dengan kondisi itu, maka diperkirakan pada 2030 GMV menyentuh US$160 miliar.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper