Bisnis.com, JAKARTA — Layanan internet berbasis satelit orbit bumi rendah atau low earth orbit (LEO), Starlink milik Elon Musk resmi hadir di Zimbabwe, dari sebelumnya sempat dinonaktifkan imbas perusahaan belum mengantongi persetujuan lisensi dari regulator di negara itu.
Kabar hadirnya layanan internet Starlink di Zimbabwe disampaikan Elon Musk di akun media sosial X (sebelumnya Twitter) miliknya, @elonmusk, Sabtu (7/9/2024) waktu setempat. Hal ini membuat layanan internet Starlink bisa dipakai di hampir semua negara, termasuk Indonesia.
“Starlink sekarang tersedia di Zimbabwe!” ungkap Musk, dikutip pada Minggu (8/9/2024).
Sementara itu, akun resmi Starlink di X juga mengungkap bahwa internet Starlink dengan kecepatan tinggi dan latensi rendah tersedia di Zimbabwe, Afrika.
Starlink menyampaikan bahwa pengguna bisa menikmati layanan internet Starlink dengan memesan secara online dalam hitungan menit.
“Bayar sesuai penggunaan, tidak diperlukan kontrak jangka panjang,” tulisnya.
Berdasarkan laman resminya, Starlink menawarkan biaya langganan paling murah sebesar US$50 per bulan dengan biaya perangkat keras sebesar US$350. Di sana, perusahaan juga menawarkan Starlink Mini dengan biaya bulanan senilai US$30 per bulan dengan data tanpa prioritas yang tidak terbatas.
Berdasarkan catatan Bisnis, dikutip pada Minggu (8/9/2024), Starlink pernah mendorong pengguna di Zimbabwe untuk menghubungi Otoritas Pengatur Pos dan Telekomunikasi Zimbabwe (POTRAZ) guna menyampaikan dukungan bagi Starlink mendapatkan persetujuan peraturan yang diperlukan di Zimbabwe.
“Segera setelah kami menerima persetujuan peraturan untuk mengaktifkan layanan Starlink di Zimbabwe, kami akan memberi tahu Anda,” tulis Starlink.
Dalam pemberitahuan itu, Starlink menyampaikan pihaknya kemungkinan besar tidak ingin membahayakan proses persetujuan yang sedang berlangsung dengan Potraz, karena peta cakupannya menunjukkan niat yang jelas untuk diluncurkan di Zimbabwe pada kuartal III/2024.
Melansir Space in Africa, Minggu (8/9/2024), operator broadband satelit menangguhkan layanan internet Starlink di Zimbabwe pada April 2024. Tindakan ini mengikuti penunjukannya sebagai operator yang tidak sah. Pengguna di negara selatan diarahkan oleh POTRAZ untuk menghentikan aktivitas layanan dan penagihan.
Selain itu, regulator juga menyarankan Starlink untuk berkolaborasi dengan Operator Jaringan Publik berlisensi melalui perjanjian Operator Jaringan Virtual (VNO), mengajukan lisensi untuk menyediakan layanan secara independen, atau meminta pengguna akhir memperoleh lisensi jaringan pribadi untuk menggunakan sistem satelit yang dioperasikan secara eksternal.
Sebulan kemudian, Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa mengumumkan telah memberi wewenang kepada POTRAZ untuk menyetujui Starlink GH Ltd untuk menyediakan layanan broadband satelit di Zimbabwe, bekerja sama dengan IMC Communications (Pvt) Ltd.
Emmerson menyatakan bahwa keputusan tersebut diharapkan akan menghasilkan penyebaran infrastruktur internet berkecepatan tinggi dan berbiaya rendah di seluruh Zimbabwe, terutama di semua daerah pedesaan.
“Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa saya telah menyetujui lisensi Starlink oleh POTRAZ untuk menyediakan internet canggih dan layanan pemrosesan digital terkait di Zimbabwe melalui satu-satunya dan mitra lokal eksklusifnya, IMC Communications (Pvt) Ltd dari Starlink,” katanya.
Adapun, Starlink dilisensikan di beberapa negara Afrika lainnya, seperti Benin, Eswatini, Ghana, Kenya, Malawi, Mozambik, Nigeria, Rwanda, Zambia, hingga Zimbabwe.