Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha PT Indosat Tbk. (ISAT), Lintasarta menyatakan bahwa pusat data (data center) berbasis infrastruktur graphic processing unit (GPU) yang menjalankan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) membutuhkan pasokan daya listrik yang besar.
Chief Cloud Officer Lintasarta Gidion Suranta Barus menyebut data center biasa tidak cukup untuk menampung dan mengelola infrastruktur GPU yang diperlukan untuk AI. Tak heran, daya pasok listrik menjadi tantangan ke depan bagi bisnis data center berbasis AI.
“Untuk bisa AI itu hadir, membutuhkan power yang cukup besar. Jadi data center biasa tidak bisa menampung infrastruktur GPU,” kata Gidion dalam acara media briefing Peluncuran GPU Merdeka di Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Gidion menuturkan bahwa rata-rata daya listrik yang dibutuhkan data center di Indonesia adalah 3 kilowatt per rak. Sedangkan untuk GPU, lanjut dia, kebutuhan pasokan daya listriknya minimum membutuhkan 20 kilowatt per rak.
Untuk itu, pembangunan data center berbasis AI harus dirancang khusus dengan menyiapkan daya listrik agar bisa menjalankan infrastruktur AI.
Kendati demikian, Gidion menuturkan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki daya listrik yang cukup dibandingkan negara tetangga.
“Kalau tetangga kita tidak punya power yang cukup, AI tidak akan bisa berkembang di negara tersebut kecuali menggunakan infrastruktur seperti di Indonesia,” imbuhnya.
Adapun, Lintasarta berkomitmen mendukung implementasi AI di Indonesia dengan meluncurkan infrastruktur AI, yakni GPU Merdeka melalui kerja sama dengan NVIDIA yang berlokasi di Jatiluhur, Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih karena memiliki segudang sumber daya alam, salah satunya pasokan listrik.
GPU Merdeka diklaim menjadi komputer super tercepat di Indonesia. Gidion menyampaikan bahwa produk GPU Merdeka ini merupakan GPU-as-a-Service (GPUaaS) untuk infrastruktur AI, serta Sovereign AI Cloud yang dirancang sebagai supercomputing cloud dengan teknologi paling canggih dan terdepan di Indonesia.
“Jadi memang data center baru yang memang secara spesifik untuk AI, jadi memang dibangun khusus untuk AI,” terangnya.
Sayangnya, Gidion tak membeberkan secara detail gelontoran dana yang dibangun perusahaan untuk membangun data center berbasis AI di Jatiluhur. Namun ke depan, Gidion mengungkap Lintasarta berencana membangun data center di lokasi lain.