Bisnis.com, JAKARTA - Lintasarta, anak usaha PT Indosat Tbk. yang bergerak di bidang TIK, mulai memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk membantu proses bisnis. Diharapkan teknologi ini membuka lebih banyak peluang bagi perusahaan.
Direktur Utama Lintasarta Bayu Hanantasena mengatakan AI merupakan teknologi yang sudah ada sejak dahulu. Tetapi beda, AI saat ini telah didukung dengan teknologi yang lebih maju seperti komputasi awan, internet berkecepatan tinggi dan lain sebagainya.
AI, lanjut Bayu, juga tumbuh secara eksponensial dalam 2 tahun terakhir, di mana masyarakat juga sudah banyak yang menggunakan gen AI.
“Sudah diprediksi dalam 3-5 tahun ke depan kemampuan AI dapat meningkat hingga 1.000x. Artinya, kita harus memiliki outlook yang positif dan optimis dan pada wa ktu yang sama juga waspada karena jangan sampai berkembang ke arah yang tidak diinginkan,” kata Bayu dalam program YouTube Gita Wirjawan Endgame, dikutip Rabu (10/1/2024).
Bayu menambahkan AI juga memberi dampak yang masif serta mampu mendisrupsi teknologi yang ada saat ini. Tren ini, menurutnya, harus diikuti agar tidak tertinggal.
Dia menuturkan Lintasarta secara perlahan mulai mengimplementasikan AI di internal, untuk membantu sejumlah proses bisnis agar berjalan lebih lincah.
“Let’s get serious. Kita mulai menerapkan ini untuk manajemen sejumlah proses bisnis internal dan sedang disiapkan juga untuk pegawai. Kita harus mulai akrab dengan AI untuk membuka lebih banyak peluang,” kata Bayu.
Adapun Lintasarta saat ini telah melayani lebih dari 2.400 pelanggan korporasi dengan lebih dari 35.000 jaringan yang meliputi layanan komunikasi data fiber optic, jaringan satelit, managed security & collaboration, data center dan DRC, cloud computing, hingga solusi total komunikasi data dengan jaminan ketersediaan koneksi jaringan (SLA) sebesar 99%, 99,9% dan 99,99% sesuai kebutuhan para pelanggannya.
Sebelumnya, kalangan Industri dan masyarakat sipil menyambut positif hadirnya Surat Edaran (SE) No.9 /2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial. SE tersebut dinilai telah mengadopsi prinsip global tentang AI yang bertanggung jawab dan menjadi panduan dalam pemanfaatanya di Indonesia.
Director Government Affairs Microsoft Indonesia dan Brunei Darussalam Ajar Edi mengatakan panduan tersebut turut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terdepan di kawasan Asia Tenggara dalam pengaturan AI oleh pemerintah.
“Pengaturan ini penting untuk memastikan pemerintah tetap berada di garda terdepan guna memastikan AI berada dalam kontrol manusia,” kata Edi
Dia juga mengatakan regulasi ini memastikan pemanfaatan AI akan menjaga keselamatan, keamanan, dan prinsip etika kepentingan publik, di sisi lain mendorong peningkatan inovasi.
Dia meyakini, potensi pemanfaatan AI dan GenAI akan memberikan "leap frog" dalam ekonomi digital bagi Indonesia.