Kesenjangan Digital Masih Lebar, Kemenkominfo Was-was Berdampak pada Perekonomian

Rika Anggraeni
Senin, 12 Agustus 2024 | 15:09 WIB
Ketua Umum APJII Muhammad Arif dan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria di sela-sela acara Pembukaan The 6th Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Senin (12/8/2024). -Bisnis/Rika Anggraeni
Ketua Umum APJII Muhammad Arif dan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria di sela-sela acara Pembukaan The 6th Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Senin (12/8/2024). -Bisnis/Rika Anggraeni
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengakui kesenjangan digital masih menjadi tantangan untuk mewujudkan transformasi digital

Kegagalan dalam bertransformasi berpotensi membuat Indonesia sulit untuk meningkatkan produktivitas hingga pertumbuhan ekonomi. 

Selain itu, kegagalan transformasi digital juga bisa menghambat peluang terciptanya lapangan kerja baru.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria menuturkan bahwa terdapat tiga kesenjangan digital yang masih dihadapi Indonesia, antara lain ketimpangan akses internet, kualitas infrastruktur, dan keterampilan digital. 

Menurut Nezar, ketiga hal ini dinilai perlu menjadi perhatian bersama.

“Utamanya, kesenjangan yang terjadi antara desa dan kota, kelompok usia tua dan muda, serta kelompok antara gender laki-laki dan perempuan,” kata Nezar acara Pembukaan The 6th Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Senin (12/8/2024).

Kesenjangan digital di Tanah Air terjadi karena banyak faktor mulai dari infrastruktur telekomunikasi yang tidak merata, biaya pembangunan infrastruktur telekomunikasi di wilayah terpencil membutuhkan investasi yang besar, dan lain sebagainya.

Sementara itu, dari sisi manusia, keterampilan digital yang minim membuat infrastruktur digital yang tersedia kurang bermanfaat. Antara infrastruktur dan keterampilan digital perlu berjalan bersamaan. 

Terlebih, Nezar menuturkan bahwa 2034 menjadi tahun yang sangat penting sebagai titik tidak bisa kembali (point of no return) untuk mencapai status berpenghasilan tinggi (high income) pada 2038.

“Saat ini, Indonesia berada pada titik penting di mana teknologi dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa,” ungkapnya.

Pada 2038, lanjut Nezar, PDB per kapita Indonesia diproyeksi akan mencapai US$15.700. Angkanya 3 kali lipat dari dari PDB per kapita pada 2023 yang hanya US$4.700.

Nezar menuturkan bahwa hal itu dapat diwujudkan dengan asumsi kesenjangan harus diatasi melalui pemanfaatan teknologi digital untuk mendorong produktivitas. Di samping itu, transformasi digital merupakan keniscayaan di dunia, sekaligus di masa depan.

“Saya mengajak seluruh ekosistem digital untuk menyukseskan transformasi digital, tidak ada jalan mundur untuk transformasi digital ini,” pungkasnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper