Huawei Siapkan Chip AI Baru untuk Saingi Dominasi Nvidia H100

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 29 April 2025 | 10:48 WIB
Cloud computing dan internet of things/ilustrasi
Cloud computing dan internet of things/ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa teknologi asal China, Huawei, dilaporkan tengah berupaya untuk menantang dominasi Nvidia di pasar semikonduktor, khususnya untuk kebutuhan kecerdasan buatan (AI).

Techcrunch melaporkan Huawei sedang mengembangkan chip AI terbarunya yang canggih, yang diberi nama Ascend 910D.

Menurut laporan Wall Street Journal yang mengutip sumber-sumber terpercaya, Huawei menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan GPU AI Ascend 910D ini. Perusahaan juga dikabarkan telah menjalin komunikasi dengan perusahaan-perusahaan China lainnya untuk menjadi mitra pengujian chip tersebut.

“Huawei memiliki ambisi besar agar chip terbarunya ini dapat menyaingi seri H100 dari Nvidia, yang saat ini sangat populer digunakan untuk melatih model-model AI,” tulis Techcruch, Selasa (29/4/2025).

Pengembangan chip AI canggih ini dilakukan hanya beberapa minggu setelah Amerika Serikat memberlakukan pembatasan lebih lanjut terhadap ekspor chip AI tertentu ke China. Jika Huawei berhasil mengembangkan dan memproduksi Ascend 910D dengan performa yang kompetitif, hal ini berpotensi mengisi kekosongan di pasar AI China yang timbul akibat kontrol ekspor chip yang semakin ketat dari AS.

Langkah Huawei ini dipandang strategis dalam upaya China untuk mencapai kemandirian teknologi di sektor-sektor kritikal seperti AI. Ketergantungan pada chip impor, terutama dari perusahaan seperti Nvidia, menjadi perhatian utama, terutama dengan adanya tensi geopolitik dan pembatasan perdagangan.

Hingga berita ini diturunkan, TechCrunch telah menghubungi Huawei untuk memberikan komentar terkait perkembangan ini, dan akan memperbarui informasi jika ada tanggapan lebih lanjut.

Sebelumnya, Nvidia memperkirakan adanya penurunan pendapatan sebesar US$5,5 miliar atau Rp92,4 triliun setelah pemerintah Amerika Serikat mengumumkan bahwa perusahaan chip tersebut kini memerlukan lisensi untuk menjual chip H20 ke China.

Dalam pengajuan peraturan, Nvidia menyebut bahwa pembatasan baru ini akan berlaku untuk masa depan yang tidak terbatas.

Pemerintah AS menyatakan kontrol tersebut diberlakukan karena kekhawatiran bahwa chip H20 bisa digunakan atau dialihkan ke superkomputer di China.

Hal tersebut dikhawatirkan akan menambah lapisan hambatan ekspor di tengah persaingan ketat dalam pengembangan kecerdasan buatan global.

Kekhawatiran ini diperburuk oleh kemunculan DeepSeek, chatbot AI asal China yang dirilis pada Januari lalu, yang dianggap sebagai contoh bagaimana China dapat memanfaatkan teknologi chip canggih untuk memperkuat kemampuan AI-nya.

Chip H20 sendiri awalnya dirancang Nvidia agar sesuai dengan peraturan ekspor sebelumnya yang diberlakukan oleh pemerintahan Biden, menyusul larangan penjualan GPU AI kelas atas ke China. Meskipun dirancang lebih lemah, chip tersebut kini juga terkena pembatasan baru.

Dengan adanya kebijakan ini, pada penutupan perdagangan hari lalu, saham milik Nvidia anjlok lebih dari 5%. Hal serupa juga dirasakan AMD, saingan utamanya, sama mereka turun sekitar 5,9% setelah pasar tutup. 

Efek domino juga terjadi di Asia, dengan saham perusahaan pengujian chip asal Jepang, Advantest, anjlok 6,6%, Disco Corp. turun 8%, dan raksasa semikonduktor Taiwan TSMC turun 2,5%.

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper