Peminat Akses Internet di 3T Tinggi, Satelit Satria-2 Makin Urgen

Dany Saputra
Minggu, 11 Agustus 2024 | 14:41 WIB
Jajaran petinggi Bakti, PSN, hingga Thales Alenia berfoto bersama di depan stasiun bumi Satria-1 di Cikarang
Jajaran petinggi Bakti, PSN, hingga Thales Alenia berfoto bersama di depan stasiun bumi Satria-1 di Cikarang
Bagikan

Bisnis.com, PENAJAM PASER UTARA -- Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) mengungkapkan bahwa peminat program Akses Internet di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) cukup tinggi. Satelit Satria-2 makin dibutuhkan untuk mengakomodir kebutuhan tersebut.

Program Akses Internet adalah program menghadirkan internet berbasis satelit di daerah terpencil. Salah satu tulang punggung dalam mendukung program ini adalah Satelit Satria milik Bakti. 

Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, proyek Satria-2 dikabarkan akan lebih besar dari proyek Satria-1. Dengan mengangkut kapasitas 300 Gbs atau dua kali lebih besar dari Satria-1, Satria-2 diperkirakan membutuhkan belanja modal sekitar Rp13 triliun untuk konstruksi. 

Kepala Divisi Satelit dan Akses Internet Bakti Kominfo, Harris Sangidun menyebut pihaknya sudah melakukan perencanaan terhadap proyek tersebut. 

"Kita sedang menyusun Satria-2, ya. Kalau backbone ada Palapa Ring, tetapi menunggu kebijakan [pemerintah, red] selanjutnya. Kita sudah planning, tetapi eksekusinya harus menunggu," ujar Harris saat ditemui di sela-sela kunjungan ke salah satu RTGS Satria-1 di kawasan dekat Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu (10/8/2024).

Harris mengungkap pembangunan Satria-2 direncanakan usai meningkatnya permintaan terhadap akses internet sejak beberapa tahun lalu, utamanya di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). 

Dia mengklaim Bakti menerima hingga 150.000 permintaan akses internet pada sekitar 2019-2020. 

Data permintaan akses internet tersebut terus berubah seiring dengan kebutuhan terhadap layanan internet yang makin tinggi dan hadirnya penyedia jasa internet swasta. 

Menurut Harris, ada juga pihak swasta yang masuk ke beberapa daerah untuk ikut menyediakan akses internet bagi masyarakat.

"Itu [swasta masuk] lebih bagus kan? Yang tidak dilayani Bakti berarti yang dilayani swasta," ucapnya.

Khusus yang dikerjakan Bakti, badan layanan umum (BLU) Kominfo itu masih berfokus untuk menyelesaikan target penyediaan akses internet di 20.000 lokasi di Indonesia. Berdasarkan data terbaru, sebanyak 4.078 lokasi sudah on-air sedangkan 12.000 lokasi lainnya sudah selesai tahap pengadaan dan kini sudah di tahap pembangunan. 

Maka itu, lanjut Harris, Bakti dipastikan akan tetap membangun akses internet hingga bisa menjangkau seluruh daerah di Indonesia. Ke depan, keputusan soal penambahan pembangunan akses internet di daerah lain hingga Satria-2 akan dibahas oleh Prabowo-Gibran. 

Di sisi lain, Harris mengungkap nantinya proyek Satria-2 masih akan dikaji juga oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) apabila akan dijadikan Proyek Strategis Nasional (PSN) juga sebagaimana Satria-1.

"Kita sekarang sudah merencanakan Satria-2, Palapa Ring integrasi, kemudian tentunya juga remote terminal atau user terminal kita menyebutnya. Namun, masih memerlukan keputusan. Kajian sedang berlangsung tetapi kebijakannya akan menunggu pemerintah selanjutnya," ungkap Harris.

Manfaat

Saat ini Satelit Satria-1 memiliki peran yang cukup krusial di daerah 3T. Berikut beberapa peran krusial Satria-1:

1. Konektivitas di Daerah Terpencil

Satelit Satria-1 memungkinkan akses internet masuk ke daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur komunikasi terestrial seperti kabel fiber optik. Artinya, peran ini sangat membantu memangkas kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan.

2. Peningkatan Layanan Publik

Konektivitas yang dihadirkan oleh Satria-1 ke perangkat kemudian dapat digunakan oleh fasilitas-fasilitas publik seperti sekolah, puskesmas, kantor desa, dan lain-lain.

Misalnya, sekolah dapat mengakses materi pembelajaran online, puskesmas dapat berkomunikasi dengan rumah sakit besar di perkotaan untuk konsultasi medis, dan kantor desa dapat mengelola administrasi dengan lebih efisien.

3. Peningkatan Ekonomi

Konektivitas internet yang hadir juga dapat membuka peluang ekonomi baru di daerah terpencil, seperti peluang kerja jarak jauh, e-commerce, dan akses ke informasi pasar. Ini dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

4. Keamanan dan Tanggap Darurat

Satelit Satria-1 dapat membantu dalam koordinasi tanggap darurat, penyebaran informasi bencana, dan komunikasi antar lembaga penanggulangan bencana. Infrastruktur komunikasi yang andal dapat menyelamatkan ribuan hingga jutaan nyawa. 

5. Peningkatan Layanan Pemerintah

Pemerintah dapat menyediakan layanan digital yang lebih baik kepada warganya, termasuk e-government, layanan administrasi online, dan pelaporan warga.

6. Penyebaran Informasi Kesehatan

Internet yang hadir lewat RTGS juga membantu dalam hal informasi kesehatan, kampanye vaksinasi, dan program kesehatan lainnya dapat lebih mudah disebarkan ke daerah-daerah terpencil, membantu meningkatkan kesehatan masyarakat. 

Penulis : Dany Saputra
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper