Kabar Baik! Badai Tech Winter Startup Diprediksi Selesai Tahun Ini

Rika Anggraeni
Rabu, 7 Agustus 2024 | 10:40 WIB
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan modal ventura, Alpha JWC Ventures memperkirakan bahwa era tech winter atau musim dingin di industri teknologi, termasuk di perusahaan rintisan (StartUp) akan mereda pada tahun ini.

Co-Founder & General Partner Alpha JWC Ventures, Jefrey Joe, mengatakan bahwa meredanya fenomena tech winter mengingat era tersebut sudah berlangsung sejak dua tahun lalu.

“Tech winter kan sudah mulai dari 2 tahun yang lalu, sekarang sepertinya sudah mulai selesai [era tech winter]. Jadi kami melihat dalam 6 bulan lagi seharusnya market sudah mulai recover,” kata Joe saat ditemui Bisnis seusai acara Artificial Intelligence Institute for Progress (AIIP) Launch Day di Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Selain itu, Joe menyebut bahwa saat ini pasar sedang mencapai titik terendah. Hal ini mengindikasikan industri teknologi akan mulai bertumbuh pada tahun depan, termasuk dari sisi pendanaan (funding).

The market is bottoming, jadi seharusnya tahun depan kita sudah bisa melihat lagi pertumbuhan di ekosistem di perusahaan dan pertumbuhan di pendanaan,” ujarnya.

Joe mengungkap bahwa era tech winter salah satunya disebabkan oleh suku bunga Amerika Serikat (AS) yang terus merangkak naik. Imbasnya, likuiditas menjadi lebih sedikit.

Sejalan dengan proyeksi tech winter yang mereda, Joe menyebut bahwa tren pemutusan hubungan karyawan (PHK) di dunia startup akan lebih baik ke depan.

“Kalau perusahaan bisa bertumbuh dan seperti yang rasionalisasi akan berkurang, jaid kami melihat perusahaan-perusahaan sudah mulai bertumbuh,” tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Laporan Tracxn, platform riset pasar berbasis SaaS, menyebutkan pendanaan startup teknologi di Indonesia mengalami penurunan tajam sebesar 64% secara tahunan menjadi US$191 juta pada pertengahan 2024, dibandingkan dengan US$526 juta pada paruh pertama 2023. 

Lebih rinci, pendanaan tahap awal mengalami penurunan 42% year on year (YoY) menjadi US$26 juta, sedangkan pendanaan tahap tengah turun 42%YoY menjadi US$113 juta.

Adapun, pendanaan tahap akhir mengalami penurunan signifikan sebesar 92% YoY menjadi $52,2 juta.

Aliran pendanaan yang makin tipis itu kemudian mengalir beberapa kota, dengan sebagian besar masuk ke startup yang berada di Jakarta, diikuti oleh Yogyakarta dan Bandung. 

Konsekuensi dari pendanaan yang makin sedikit tersebut adalah reorganisasi pada sejumlah perusahaan teknologi jumbo.

Penulis : Rika Anggraeni
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper