Bisnis.com, JAKARTA – BMKG memprakirakan bahwa La Nina akan muncul di Indonesia mulai Agustus 2024. Kondisi La Nina menimbulkan dampak bagi Indonesia.
Biasanya, La Nina membawa udara dingin dan angin yang lebih kuat dari Samudra Pasifik. Peristiwa ini berdampak bagi Indonesia. Kondisi Indonesia saat La Nina pada umumnya adalah munculnya hujan deras saat musim kemarau.
Dilansir dari Fact.com, Senin (5/8/2024), peristiwa ini merupakan bagian dari fenomena cuaca “El Nino-Southern Oscillation” atau ENSO. Terdiri dari El Nino dan La Nina, kedua peristiwa ini membawa fase cuaca dingin dan panas untuk dataran di sekitar Samudra Pasifik.
Simak fakta tentang La Nina:
1. Kawan dan lawan dari El Nino
La Nina adalah sebuah pola iklim yang seringkali datang setelah El Nino. La Nina terjadi ketika permukaan laut mendingin di bagian timur Samudra Pasifik. Sementara itu, El Nino terjadi ketika suhu laut menghangat di bagian khatulistiwa Samudra Pasifik.
Hal ini membuat La Nina dan El Nino sering dianggap berpasangan, tetapi juga berlawanan. Di saat El Nino membawa udara panas di suatu daerah, La Nina akan datang dan mendinginkan udara tersebut.
Sifat yang saling melengkapi ini dicerminkan melalui penamaan fenomena cuaca ini. La Nina berarti “anak perempuan” dan El Nino berarti “anak laki-laki” dalam bahasa Spanyol. Selain itu, La Nina juga punya panggilan lain: anti-El Niño serta El Viejo (“bapak tua” dalam bahasa Spanyol).
Baca Juga : Jawa Tengah Bersiap Antisipasi La Nina |
---|
2. Terjadi setiap 2–7 tahun
Fenomena ENSO tidak terjadi secara reguler. Namun, La Nina datang mengikuti El Nino. Peristiwa ini terjadi setiap sekitar 2–7 tahun sekali.
Umumnya, La Nina terjadi selama 1 hingga 3 tahun. Walaupun demikian, sulit untuk mengetahui secara persis waktu dan intensitas setiap peristiwanya. Hal ini karena La Nina begitu sulit diprediksi.
3. Penyebab berbagai anomali cuaca
Di Amerika Utara, La Nina menyebabkan peningkatan badai dan angin topan di sisi timur benua, atau bagian dekat Samudra Atlantik. Sementara itu, udara yang dingin di benua dekat Samudra Pasifik, berpotensi mengurangi potensi badai.
Namun, di Australia, La Nina dapat menyebabkan bencana seperti banjir bandang. Di Amerika Serikat seperti Florida dan Amerika bagian bawah tengah (Midwest) bisa mengalami kekeringan ekstrim. Hal ini biasanya menyebabkan kebakaran hutan.
Baca Juga : BMKG Peringatkan Dampak La Nina di Musim Kemarau |
---|
4. Menguntungkan ekosistem dan industri tertentu
Walaupun menyebabkan bencana di berbagai wilayah, tetapi La Nina juga dapat menghadirkan keberuntungan. Misalnya, di area Amerika Selatan bagian barat. La Nina dapat menyebabkan terjadinya ocean upwelling atau dorongan air yang dingin, bernutrisi, dan penuh plankton ke permukaan samudra.
Ekosistem laut berkembang biak dengan baik karena jumlah plankton meningkat. Plankton dikonsumsi oleh ikan kecil dan udang, yang kemudian dikonsumsi oleh ikan-ikan besar yang bernilai tinggi di pasaran. Hal ini, selain menguntungkan lingkungan laut, juga menguntungkan industri perikanan.
Sementara itu, area Asia Tenggara termasuk Indonesia akan mengalami hujan yang lebih besar dari biasanya. India bagian utara dan Bangladesh mengalami hujan dan akan menguntungkan sektor pertanian. Namun, semoga curah hujan tidak menyebabkan banjir besar. (Ilma Rayhana)