Hacker Dikabarkan Retas Data OpenAI, Curi Informasi Teknologi Baru

Arlina Laras
Sabtu, 6 Juli 2024 | 15:33 WIB
Ilustrasi Logo OpenAI/Reuters
Ilustrasi Logo OpenAI/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Awal tahun lalu, peretas alias hacker dikabarkan membobol akses ke sistem pesan internal OpenAI  yang juga turut menciptakan ChatGPT. Peretas juga disebut mencuri detail tentang desain teknologi AI perusahaan tersebut. 

OpenAI memutuskan untuk tidak mengumumkan insiden ini kepada publik atau melaporkannya kepada FBI atau otoritas penegak hukum lainnya.

Dua sumber anonim New York Times yang mengetahui insiden tersebut menyebut peretas berhasil mengakses detail dari diskusi yang dilakukan oleh karyawan OpenAI tentang teknologi terbaru perusahaan di sebuah forum online.

Meski begitu, peretas tidak berhasil masuk ke dalam sistem-sistem tempat OpenAI menyimpan dan mengembangkan kecerdasan buatannya.

Menurut sumber anonim tersebut, saat itu, para eksekutif OpenAI mengungkapkan insiden tersebut kepada karyawan selama pertemuan semua pihak di kantor perusahaan di San Francisco pada April 2023 dan memberitahukan dewan direksi.

Akan tetapi, para eksekutif memutuskan untuk tidak membagikan berita tersebut kepada publik karena tidak ada informasi tentang pelanggan atau mitra yang dicuri. 

Pasalnya, para eksekutif tidak menganggap insiden tersebut sebagai ancaman terhadap keamanan nasional karena mereka yakin peretasnya adalah individu yang tidak memiliki hubungan dengan pemerintah asing. Perusahaan tidak memberitahukan insiden ini kepada FBI atau pihak penegak hukum lainnya.

Setelah terjadi pelanggaran keamanan tersebut, beberapa karyawan OpenAI merasa khawatir bahwa lawan asing seperti China dapat mencuri teknologi kecerdasan buatan (AI). 

Meskipun saat ini teknologi tersebut lebih banyak digunakan sebagai alat untuk pekerjaan dan penelitian, ada kekhawatiran bahwa di masa depan teknologi ini dapat menjadi ancaman terhadap keamanan nasional Amerika Serikat. 

Insiden ini juga menimbulkan pertanyaan tentang seberapa serius OpenAI memperlakukan keamanan informasi, dan memperlihatkan adanya perpecahan di dalam perusahaan mengenai risiko-risiko yang terkait dengan pengembangan kecerdasan buatan.

Kemudian, Leopold Aschenbrenner seorang manajer program teknis di OpenAI mengkritik dewan direksi AI bahwa perusahaan tidak melakukan cukup untuk mencegah pemerintah China dan lawan asing lainnya dari mencuri rahasia-rahasianya.

Bahkan, dia mengatakan dalam sebuah podcast bahwa OpenAI telah memecatnya pada musim semi ini Aschenbrenner karena membocorkan informasi lain di luar perusahaan dan dan mengklaim bahwa pemecatannya memiliki motivasi politik.

Hal ini pun dibantah juru bicara OpenAI Liz Bourgeois yang mengatakan tuduhan yang dilayangkan Aschenbrenner tidak berhubungan dengan pemecatannya.

“Kami tidak setuju dengan banyak klaim yang telah dia buat tentang pekerjaan kami. Ini termasuk karakterisasi tentang keamanan kami, termasuk insiden ini, yang telah kami tangani dan kami bagikan kepada dewan sebelum dia bergabung dengan perusahaan,” ucapnya. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Arlina Laras
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper