China-Prancis Luncurkan Roket untuk Teliti Sinar Gamma

Redaksi
Rabu, 26 Juni 2024 | 02:45 WIB
Sinar gamma/reuters
Sinar gamma/reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - China dan Prancis menjalin kerja sama meluncurkan roket ke luar angkasa untuk meneliti sinar gamma.

Mereka meluncurkan roket Long March 2-c untuk mengantarkan satelit Space Variable Objects Monitor (SVOM) yang memiliki bobot 930 kilogram. Peluncuran berlangsung di pangkalan luar angkasa di Xichang.

Sinar gamma merupakan ledakan bintang-bintang besar yang berukuran 20 kali lebih besar dari matahari. Sinar gamma menempuh miliaran tahun cahaya untuk mencapai ke Bumi, dimana ledakannya setara dengan lebih dari satu miliar matahari.

“SVOM berpotensi mengungkap beberapa misteri di bidang (semburan sinar gamma), termasuk mendeteksi GRB terjauh di alam semesta, yang sesuai dengan GRB paling awal,” kata Ore Gottlieb, ahli astrofisika di Pusat Astrofisika Institut Flatiron, dikutip France 24 pada Selasa (25/6/2024).

Roket tersebut telah dikembangkan oleh para peneliti hampir dua dekade lantaran akan mengorbit di ketinggian 652km di atas permukaan Bumi untuk mengukur lokasi dan energi ledakan dari sinar gamma.

Misi ini dipimpin oleh Badan Antariksa Nasional Tiongkok (CNSA) dan Badan Antariksa Perancis CNES sejak tahun 2006.

“Kami… tertarik pada ledakan sinar gamma demi ledakan itu sendiri, karena ledakan tersebut merupakan ledakan kosmik yang sangat ekstrim yang memungkinkan kita untuk lebih memahami kematian bintang,” kata Frederic Daigne, ahli astrofisika di Institut d’Astrophysique de Paris.

“Semua data ini memungkikan untuk menguji hukum fisika dengan fenomena yang tidak mungkin direproduksi di laboratorium di Bumi,” tambahnya.

Para peneliti yang tergabung dalam dua negara tersebut sudah bertahun-tahun untuk mempelajari sinar gamma dan mengetahui bagaimana penyesuaian roket tersebut saat melakukan perjalanan ke luar angkasa.

Kilatan cahaya sinar gamma memberikan dapat memberikan wawasan tentang fenomena kosmik besar yang sulit dideteksi karena dapat muncul dimana saja dan hanya berlangsung selama beberapa detik.

SVOM disokong empat instrument cangging, di mana dua diantaranya di buat di perancis dan dua lainnya di Tiongkok. Komponen ÉCLAIR, misalnya, secara otomatis menangkap kilatan energi gamma dan radiasi x yang dihasilkan sinar tersebut secara real time.

Sedangkan perangkat buatan Cina akan melacak cahaya yang disemburkan dalam kurun waktu beberapa detik setelah ledakan sinar gamma.
Bertrand Cordier selaku peneliti utama misi Perancis dari Pusat Penelitian Nuklir Saclay, Paris mengatakan integrasi SVOM dengan teleskop merupakan perangkat penting untuk memahami ledakan tersebut.

“Tantangan utama miss ini adalah menentukan asal muasal semburan sinar gamma,” katanya, dikutip South China Morning Post.

“Dari lingkungan mana mereka berasal? Pada periode apa mereka diciptakan? Hanaya analisis rinci terhadap cahayanya yang dilakukan oleh teleskop terrestrial yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,” sambungnya

SVOM diproyeksikan menangkap 70 hingga 80 sinar gamma setiap tahunnya. Setelah mengorbit, SVOM akan mengirimkan data ke observatorium. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper