Bisnis.com, JAKARTA – Perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dilaporkan mengalami pertumbuhan pesat. Hingga hari ini tercatat terdapat 725.000 model AI yang dapat digunakan masyarakat.
Senior Data & AI Partner Technical Specialist IBM Indonesia, Muhammad Fachrizal Sinaga menjelaskan posisinya rata-rata bertambah sekitar 50.000-an model dalam waktu beberapa minggu.
“Model AI yang per pagi ini saya sebelum talk cek dulu ada 725.000 model base. Ini luar biasa, karena saya cek beberapa waktu lalu itu masih 670.000 model,” tuturnya dalam agenda Digital Transformation Forum for Public Sector di Hotel Pullman Jakarta, Kamis (20/6/2024).
Fachrizal menambahkan bahwa sejumlah perusahaan memiliki produk AI bernama WatsonX. IBM berpandangan bahwa model AI sebaiknya yang terbuka, yang memberikan akses kepada inovasi.
Kemudian, memiliki target yang jelas, misal untuk perusahaan tertentu, sesuai dengan bahasa dan domain di institusi tersebut.
“Kemudian model AI juga harus dapat dipercaya, melalui penyaringan. Ucapan seperti hate dan lain-lain harus bisa disaring,” kata Fachrizal.
Dia mengatakan beberapa bulan lalu, ketika AI ditanya tentang hal tidak etis, masih dijawab. Namun saat ini lebih sulit. AI tidak lagi menjawab untuk pertanyaan-pertanyaan yang kurang etis.
Terakhir, harus memberdayakan atau empowering. Artinya dapat digunakan di platform mana pun.
Fachrizal mengatakan solusi AI yang dihadirkan IBM hingga Juni 2024 sebanyak 178 solusi yang mencangkup berbagai kasus pemanfaatan mulai dari manajemen data hingga generatif AI.
“Yang pasti jika berbicara tentang kasus pemanfaatan di pemerintahan itu mencangkup generatif AI dan tradisional AI,” kata Fachrizal.
Fachrizal mengatakan saat ini solusi AI yang paling banyak digunakan oleh pemerintahan adalah solusi untuk merangkum dokumen yang tersebar di email, drive, komputer dan lain sebagainya.
Pemerintahan ingin agar dokumen-dokumen tersebut menyatu sehingga mudah ditemukan saat dibutuhkan. Dibutuhkan solusi yang dapat mengkonsolidasikan data-data internal tersebut sehingga dapat menjadi pengetahuan bagi perusahaan itu sendiri. Jawaban yang diberikan AI adalah bahasa yang natural dan bukan bahasa yang kaku.
“Itu yang paling banyak digunakan di pemerintahan saat ini,” kata Fachrizal.
Solusi AI lainnya yang dibutuhkan adalah solusi AI yang dapat meringkas dokumen. Pemerintahan ingin memiliki AI yang dapat memberitahu inti dari sebuah halaman tertentu.
Fachrizal mencontohkan penerapan AI di Maricopa. Sebuah Wilayah Statistik Metropolitan di Arizona tersebut, menggunakan AI untuk mengelola 70% percakapan di website tanpa sentuhan manusia.
Kemudian portal perjalanan di India, Via, mengguna AI untuk membantu menjawab 3.000 pertanyaan pelanggan setiap bulannya seputar waktu kedatangan bus.
“Bahkan untuk pemeriksaan cuaca, NASA telah menggunakan AI,” kata Fachrizal.