Motif TikTok Tokopedia PHK Ratusan Karyawan Usai Pilpres Jadi Sorotan

Dwi Rachmawati
Selasa, 18 Juni 2024 | 16:28 WIB
Warga mengakses aplikasi Tiktok di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mengakses aplikasi Tiktok di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Momentum Works, sebuah perusahaan riset yang berbasis di Singapura, tengah menyoroti motif di balik TikTok melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 450 karyawan TikTok shop atau Shop Tokopedia di Indonesia usai Pemilihan Presiden (Pilpres).

Diketahui, Pemilihan Presiden Indonesia digelar pada 14 Februari 2024. Empat bulan setelah Pilpres, TikTok Tokopedia memutuskan untuk melakukan reorganisasi. 

Pada Jumat 14 Juni 2024, TikTok telah mengumumkan PHK terhadap entitas gabungan TikTok Shop dan Tokopedia di Indonesia. Laporan Bloomberg menyebutkan bahwa PHK tersebut dilakukan terhadap 450 orang atau sekitar 9% dari total karyawan  TikTok dan Tokopedia.

CEO & Founder Momentum Works, Jianggan Li, mengatakan, analisis mereka pada Desember 2023 yang berjudul "Pemenang & Pecundang di Balik Kesepakatan TikTok-GOTO" menempatkan karyawan Tokopedia ke dalam kategori "tidak begitu jelas".

"Kami mengajukan pertanyaan bagaimana kinerja mereka, terutama para manajer, jika digabungkan dan disatukan?," tulis Li dalam laporannya, dikutip Selasa (18/6/2024).

Li pun menyoroti momentum yang dipilih TikTok melakukan PHK karyawan Shop Tokopedia usai Pilpres dan sebelum pelantikan kabinet baru pada Oktober 2024 mendatang.

"Waktu PHK hampir persis di titik tengah antara pemilihan presiden [Februari 2024] dan pelantikan kabinet baru [Oktober] juga menarik [untuk ditelusuri]," imbuhnya.

Menurutnya, ByteDance sebagai induk TiktTok dikenal sebagai perusahaan teknologi berbasis data yang dapat merekayasa faktor produksi, termasuk karyawan dan sistem mereka untuk memaksimalkan efisiensi bisnisnya.

"Restrukturisasi seperti ini biasa terjadi pada bisnis mereka di Tiongkok, dan apakah hal ini dapat diadaptasi secara efektif ke dalam lingkungan kerja di Indonesia merupakan hal yang menarik untuk dicermati," tutur Li.

Dia pun tidak membantah bahwa TikTok Shop saat ini memiliki produk dan sistem yang jauh lebih canggih dan efisien daripada Tokopedia. Namun, menurutnya, hal tersebut bukan sepenuhnya menjadi kesalahan Tokopedia.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Selasa (12/12/2023), Li dalam laporannya saat itu memperkirakan terdapat sejumlah pemenang dan pencundang di balik kesepakatan besar yang terjadi antara TikTok dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO). 

Meskipun banyak yang fokus pada dana sebesar US$1,5 miliar yang dijanjikan TikTok untuk diinvestasikan ke ‘entitas yang diperbesar’ tanpa “dilusi tambahan” pada GoTo, kata Li, ada implikasi yang lebih menarik bagi berbagai pihak. Li pun menjabarkan mengenai pihak-pihak yang diuntungkan dan dirugikan di balik transaksi besar TikTok. 

Mengenai para pemenang, Li menilai TikTok Shop, TikTok, ByteDance dan pemegang saham Bytedance merupakan pihak yang diuntungkan. 

Dengan mengambil alih Tokopedia tanpa biaya, sebaliknya, GoTo membayar TikTok US$340 juta, TikTok Shop akan memperoleh kendali operasional penuh, legitimasi pengoperasian e-commerce, dan beberapa sekutu lokal yang berguna.

Pihak lain yang diuntungkan, kata Li, adalah spekulan yang membeli saham GoTo pada akhir Oktober mendapat manfaat.

Penulis : Dwi Rachmawati
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper