Geger TikTok Tokopedia PHK Karyawan, Tanda Kritis atau Sinyal Positif?

Rio Sandy Pradana
Senin, 17 Juni 2024 | 13:25 WIB
Warga mengakses aplikasi Tiktok di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mengakses aplikasi Tiktok di Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Upaya PHK massal karyawan yang dilakukan Tokopedia TikTok dikabarkan masih berlanjut usai sepanjang Juni 2024 telah berdampak terhadap 450 orang dari 5.100 pekerja usai merger.

Dalam surat keterbukaan informasi, Sekretaris Perusahaan GoTo R A Koesoemahadiani mengklarifikasi mengenai kabar gelombang PHK karyawan Tokopedia sebanyak 70%, yang dimulai pada Juni 2024. 

“Segala keputusan yang diambil oleh PT Tokopedia merupakan hal yang akan ditentukan secara penuh oleh manajemen PT Tokopedia,” kata Koesoemahadiani dalam surat tersebut, dikutip Kamis (13/6/2024).

Akan tetapi, PHK yang dilakukan oleh industri teknologi dinilai sebagai sesuatu yang wajar sebagai bagian dari restrukturisasi organisasi usai merger.

Pakar Manajemen sekaligus Managing Partner Inventure Yuswohady mengatakan, langkah perusahaan teknologi menggelar PHK seperti yang dilakukan TikTok-Tokopedia justru menjadi sinyal kenaikan valuasi perusahaan.

Menurutnya, saat dua perusahaan di bidang yang sama melakukan merger, besar kemungkinan akan ada posisi-posisi tertentu yang redundan. Sebabnya, untuk mengurangi redundansi, perusahaan perlu melakukan restrukturisasi organisasi dengan memangkas jumlah karyawan.

"Wajar jika perusahaan hasil merger melakukan PHK. Restrukturisasi organisasi seperti itu perlu dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan," kata Yuswohady dalam keterangannya.

Menurutnya, dalam sebuah merger, kedua perusahaan tidak hanya perlu melakukan penyesuaian terhadap kultur dan sistem. Perusahaan hasil merger juga perlu penyesuaian dari sisi sumber daya manusia (SDM).

"Jika memang ada pemborosan dari sisi SDM, perusahaan teknologi akan memilih PHK untuk mengurangi biaya," ujarnya.

Namun, bukan tidak mungkin perusahaan teknologi melakukan perekrutan kembali dalam jumlah besar usai PHK. Di tengah pengembangan bisnis, perusahaan akan kembali menyerap tenaga kerja baru.

Dia berpendapat PHK di industri teknologi tidak selalu menjadi sinyal buruk. Beda halnya dengan PHK yang terjadi di industri yang sedang redup seperti tekstil.

Bagi investor, lanjutnya, PHK di perusahaan teknologi justru menjadi sinyal positif di market. Dengan memangkas karyawan, otomatis biaya perusahaan akan berkurang sehingga potensi keuntungan perusahaan akan menjadi lebih besar.

Merger TikTok Shop dan Tokopedia ke depan memberikan manfaat bagi pengusaha di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pedagang UMKM kini bisa kembali jualan melalui live commerce sehingga omzet mereka berpeluang meningkat.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper