Menkominfo Sebut Pangsa Pasar Starlink hanya 1% di Seluruh Negara

Rika Anggraeni
Senin, 10 Juni 2024 | 19:51 WIB
Ilustrasi starlink
Ilustrasi starlink
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyampaikan bahwa pangsa pasar atau market share pengguna Starlink di berbagai negara tidak mencapai angka 1%. Layanan ini tidak terserap oleh seluruh lapisan masyarakat. 

Dalam Rapat dengan Kerja Komisi I DPR di Kompleks Senayan, Jakarta, Senin (10/6/2024), Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa dengan penyerarapan yang rendah tersebut operator seluler tak perlu khawatir.

“Nggak usah khawatir soal Starlink, karena data terakhir di Amerika Serikat hanya 0,2% dari market share [pengguna Starlink]. Di Kanada hanya 0,5%, di Australia juga 0,5%, dan di Selandia Baru hanya 0,8% pengguna Starlink,” ungkap Budi.

Budi menjelaskan di negara-negara yang membutuhkan kehadiran satelit, adopsi masyarakat di sana terhadap layanan Starlink masih rendah. 

Budi meminta agar pemain telekomunikasi tidak perlu merasa khawatir dengan hadirnya layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk.

“Itu negara-negara yang kita lihat secara geografis kan memerlukan teknologi satelit, jadi kenapa kita mesti takut dengan market share-nya di bawah 1%?” sambungnya.

Meski demikian, Budi tak mengelak bahwa disrupsi teknologi akan terjadi dengan Elon Musk yang meluncurkan layanan internet dengan kemampuan satelit yang langsung terhubung ke handphone alias direct-to-cell Starlink.

Terkait layanan direct-to-cell, Budi menyatakan bahwa Kemenkominfo perlu melakukan monitoring dan juga regulasi yang bisa memberikan perlakuan yang adil kepada seluruh operator seluler.

“Saya sudah jelaskan ke teman-teman operator seluler, masa kalian takut menghadapi teknologi, jadi pecutan untuk teman-teman operator seluler untuk juga berbenah terutama dari sisi aspek teknologi. Saya bilang tenang aja, masa takut sama starlink?” tutupnya.

Perlu diketahui, saat ini Starlink dengan layanan telepon langsung ke handphone pengguna melalui kemampuan direct to cell akan meluncur pada musim gugur tahun ini.

Pada kesempatan yang berbeda, Anggota DPR Andre Rosiade pernah mengatakan bahwa Starlink direct to cell dan Huawei akan mengancam industri telekomunikasi Indonesia ke depan.

“Telkomsel ini kalau layanan langsung ke pelanggan seluler, jadi bukan hanya Starlink nanti yang akan menjadi musuh Telkomsel. Huawei juga sudah melakukan satelit seperti Starlink,” ujar Andre dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI dengan PT Telkom di Kompleks Senayan, Jakarta, Kamis (30/5/2024).

Kekhawatiran masuknya layanan Starlink dengan kemampuan direct to cell juga diendus sejumlah asosiasi telekomunikasi. Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) mengkhawatirkan Starlink dapat mengancam pemain operator seluler GSM.

“Karena kita tahu, mungkin direct to device commercial Starlink yang langsung ke hp mungkin tahun depan. Itu akan jadi ancaman GSM operator, walaupun mereka main di rural dan kota adalah fase kedua,” ujar Sekretaris Jendral (Sekjen) ASSI Sigit Jatiputro saat ditemui di Gedung Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di Jakarta, Rabu (29/5/2024).

Senada, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) juga mengkhawatirkan layanan satelit Starlink direct to cell bisa berdampak pada ekosistem telekomunikasi di Indonesia.

Satelit dengan kemampuan direct to cell milik Elon Musk ini memungkinkan pengguna dapat mengakses langsung ke telepon seluler dengan mengirim SMS hingga telepon tanpa menggunakan kartu SIM.

Ketua Umum APJII Muhammad Arif mengatakan bahwa saat ini, layanan Starlink direct to cell ini sudah dalam tahap uji coba di beberapa negara. Sementara di Indonesia, Arif menjelaskan bahwa layanan direct to cell pasti membutuhkan alokasi frekuensi baru.

Menurut Arif, masuknya teknologi milik Elon Musk berupa direct to cell ke Indonesia tergantung dari keputusan yang diambil pemerintah.

“Kalau sampai direct to cell sih, itu benar-benar kita hulu ke hilir bisa habis. Sekarang yang pinggir-pinggir saja bisa ketakutan,” tutur Arif saat ditemui di Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper