Bisnis.com, SINGAPURA - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) optimistis dapat meraup pendapatan di atas Rp1 triliun dari pasar data center pada 2024. Telkom melalui anak usahanya PT Telkom Data Ekosistem (TDE) atau NeutraDC terus menambah kapasitas dan menarik penyewa baru untuk mencapai target tersebut.
Direktur Group Business Development Telkom, Honesti Basyir mengatakan perusahaan optimistis dapat memperoleh hasil yang optimal dari bisnis data center pada tahun ini, seiring dengan penambahan penyewa baru dan peningkatan kapasitas yang dilakukan perusahaan.
“Insya allah bisa tercapai karena ada penambahan kapasitas dan tenant-tenant,” kata Honesti di NeutraDC Singapura, Jumat (7/6/2024).
Sekadar informasi pada kuartal I/2024 Telkom mencatatkan pendapatan sebesar Rp449 miliar dari bisnis data center, meningkat 6,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Telkom berusaha untuk mengoptimalkan bisnis data center, yang juga merupakan bagian dari 5 Bold Moves Telkom, selain InfraCo dan itu
Honesti mengatakan per Juni 2024 kapasitas data center Telkom secara keseluruhan sekitar 40 megawatt. Jumlah tersebut akan menjadi 60 megawatt hingga akhir 2024. Penambahan kapasitas dilakukan secara bertahap dan penuh perhitungan sesuai dengan kebutuhan.
Dengan kapasitas yang terus bertambah, peluang Telkom untuk meningkatkan pendapatan dari pasar eksisting dan mengeksplorasi pasar baru termasuk memperluas pasar regional.
“Kebanyakan dari penambahan kapasitas. Kami bangun, investasi, siap digunakan. Kami juga ada rencana ekspansi ke regional, tetapi kami harus terbukti dulu di sini (Singapura). Paralel kami berbicara dengan negara lain, banyak negara butuh data center tetapi mereka tidak punya kapasitas,” kata Honesti.
CEO NeutraDC, Andreuw Thonilus Albert mengatakan bahwa akses data akan selalu mendekat ke pelanggan akhir. Alhasil, infrastruktur data center makin dibutuhkan untuk memberikan layanan yang prima kepada pelanggan.
Prinsipnya, makin dekat data center dengan pelanggan suatu korporasi, maka kecepatan layanan yang diberikan makin baik dan terjaga.
Sebagai contoh, kata Andreuw, dalam mengakses YouTube saat ini masyarakat dapat merasakan pengalaman yang lebih nyaman tanpa buffering. Kondisi ini berbeda 5-10 tahun lalu, di mana infrastruktur data center belum banyak tersedia.
“Itu karena datanya mendekat. Pasar-pasar yang besar, termasuk Indonesia, pemain data akan mendekat. Setelah ini ada implementasi kecerdasan buatan (AI) dan lain sebagainya, itu harus lebih dekat lagi ke pelanggan sehingga data center itu akan datang,” kata Andreuw.
Peluang lain yang dapat dioptimalkan Telkom, lanjut Andreuw, adalah regulasi pelindungan data pribadi. Data orang Indonesia harus berada di Tanah Air, terutama untuk sektor keuangan di bawah naungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kemudian, faktor harga listrik Indonesia yang lebih mudah diprediksi juga mempengaruhi bisnis data center. Dia mengatakan meskipun saat ini harga listrik Indonesia masih kalah dari Johor Bahru, tetapi ada peluang salah satu kota di Malaysia itu, menaikkan harga listrik, yang berdampak pada bisnis data center.
Bisnis data center tidak dapat terlepas dari listrik, mengingat ongkos operasional terbesar dalam menjalankan bisnis ini berasal dari energi. Jika ongkos energi sulit diprediksi, pemain data center akan kesulitan dalam menetapkan harga yang tepat kepada pelanggan.
“Terakhir, renewable energi kita lebih banyak dibandingkan dengan negara lain, jika kita bicara soal Singapura dan Malaysia, itu daya tarik dari Indonesia untuk data center masuk ke kami,” kata Andreuw.
Sebelumnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) melakukan transaksi penambahan modal pada anak usahanya PT Telkom Data Ekosistem (TDE) atau NeutraDC senilai Rp1,62 triliun untuk memperkuat bisnis data center perseroan.
PGS VP Investor Relation Telkom Andri Herawan Sasoko menyebut, transaksi penamabahan modal Rp1.626.900.000.000 pada TDE telah dilaksanakan pada 4 juni 2024, dalam rangka pembangunan lanjutan Hyperscale Data Center (“HDC”) Cikarang dengan kapasitas IT Load tambahan sebesar 18 MW.
"Alasan dan tujuan dilakukannya Transaksi di atas adalah untuk memperkuat bisnis data center yang dimiliki oleh TDE sehingga TDE dapat menjadi market leader untuk bisnis data center khususnya di Indonesia melalui ekspansi kapasitas data center TDE di domestik," kata Andri dalam keterbukaan infromasi, Jumat (7/6/2024).
Selain itu, transaksi ini menurut Andri akan mendukung rencana unlocking bisnis data center TLKM ke depannya yang diharapkan dapat memberikan nilai yang paling optimal bagi perseroan.