Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia Digital Empowering Community (Idiec) menilai bahwa menara telekomunikasi Base Transceiver Station (BTS) tidak dapat digantikan langsung oleh satelit Starlink. Internet milik Elon Musk itu belum terbukti tangguh dalam jangka panjang.
Ketua Umum Idiec Tesar Sandikapura menuturkan, jika Indonesia bergantung dengan layanan teknologi satelit orbit bumi rendah atau Low Earth Orbit (LEO), dikhawatirkan sinyal yang diperoleh menjadi tidak stabil. Hal ini mengingat satelit memiliki waktu delay dalam menangkap sinyal.
“Artinya kita bergantung dengan teknologi satelit, di mana teknologi satelit itu tidak sestabil teknologi terestrial yang ada di bumi. Itu permasalahannya, jadi kita bergantung dengan teknologi yang tidak stabil,” kata Tesar saat dihubungi Bisnis, Rabu (5/6/2024).
Namun, tambah Tesar, satelit bisa menjadi pilihan alternatif untuk menjangkau wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang tak bisa dijangkau operator seluler.
Di sisi lain, pemain menara telekomunikasi terus memperbesar jumlah menara selama Januari—Maret 2024. Misalnya saja, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel yang memiliki 38.135 menara, atau naik 4,7% dibandingkan periode yang sama 2023 sebanyak 36.439 menara.
Begitu pun dengan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) atau SMN yang mengalami pertumbuhan menara sebesar 4,3% yoy dari 29.757 menara pada kuartal I/2023 menjadi 31.049 menara pada kuartal I/2024.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut menara telekomunikasi BTS tidak diperlukan lagi, seiring dengan masuknya Starlink ke Indonesia.
Menurut Luhut, layanan internet milik Elon Musk itu dapat membuat masyarakat bisa memperoleh akses layanan internet, pendidikan, hingga kesehatan yang lebih baik.
“Sudah enggak perlu ada BTS-BTS, orang udah ada Starlink,” kata Luhut dalam forum ‘Ngobrol yang Paten-Paten Aja Bareng Menko Marinves’ di Menara Global, Kuningan, Jakarta, Selasa (4/6/2023).
Adapun, layanan internet berbasis satelit Starlink milik Elon Musk resmi beroperasi di Indonesia pada 19 Mei 2024. Starlink sudah mengantongi sertifikat uji laik operasi (ULO) hingga hak labuh (landing right) untuk menjalankan bisnisnya di Tanah Air.
Dalam rangkaian peresmian Starlink, Elon Musk ikut hadir dan menandatangani kerja sama peresmian Starlink di Puskesmas Sumerta Kelod, Kota Denpasar, Bali pada Minggu (19/5/2024).