RI Disebut Segera Keluar dari Middle Income Trap Berkat Kecerdasan Buatan (AI)

Rika Anggraeni
Selasa, 4 Juni 2024 | 14:20 WIB
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyampaikan bahwa transformasi digital berpotensi mendorong Indonesia keluar dari middle income trap menuju Indonesia Emas dengan memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Hal itu diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dalam acara Google AI untuk Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Senin (3/6/2024).

“Teknologi yang harus dioptimalkan untuk mendorong transformasi digital adalah AI,” kata Budi.

Menurut survei global yang dilakukan McKinsey & Company (2023), Budi menuturkan bahwa sebanyak 79% masyarakat telah terekpos dengan AI generatif dalam kesehariannya.

Sementara itu, laporan dari Stanford University AI Index Report (2024) menunjukkan bahwa sebanyak 55% perusahaan global juga telah menggunakan AI pada bisnis mereka, mulai dari layanan kesehatan, manufaktur, pertanian, ataupun pendidikan.

Budi menyebut bahwa tingginya potensi AI juga dapat dilihat dari kontribusi pada produk domestik bruto (PDB) global yang diprediksi akan mencapai US$13 triliun di tahun 2030, di mana US$1 triliun akan dikuasai oleh ASEAN di tahun 2030. Di sisi lain, Indonesia diestimasi akan berkontribusi AI pada PDB sebanyak US$366 miliar pada 2030.

“Indonesia berada pada peringkat keempat dalam indeks kesiapan integrasi AI pada layanan AI, menurut Oxford Insight 2023. Jadi lumayan juga kesiapan kita [terhadap AI],” ujarnya.

1717473098_d86429ee-cd5e-4e0b-bd84-1cb202e2c4e5.
1717473098_d86429ee-cd5e-4e0b-bd84-1cb202e2c4e5.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dalam acara Google AI untuk Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Senin (3/6/2024) - BISNIS/Rika Anggraeni

​​​​​​​​​​​​​​​Di sisi lain, Budi menyoroti bahwa pesatnya perkembangan AI juga akan menggeser kebutuhan kemampuan dan jenis pekerjaan. Hal ini terlihat dari proyeksi hilangnya 83 juta pekerjaan dan kemunculan 69 juta pekerjaan baru, imbas dari AI dan machine learning serta kebutuhan literasi teknologi yang kian krusial.

“Oleh karenanya penting untuk membangun keterampilan AI dan kemampuan berpikir kritis baik melalui pelatihan keterampilan maupun platform pembelajaran online, workshop, dan kolaborasi antara lembaga pendidikan dan industri,” sebutnya.

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper