Kemenkominfo Tinjau Pemanfaatan 4G untuk Internet di 3T, Mau Diganti Starlink?

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 3 Juni 2024 | 19:27 WIB
Pengguna mengakses layanan Starlink dari Hutan Amazon, Brazil/dok. akun X Starlink
Pengguna mengakses layanan Starlink dari Hutan Amazon, Brazil/dok. akun X Starlink
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bakal meninjau ulang penggelaran 4G di daerah tertinggal, terdepan dan terluar. Regulator telekomunikasi itu terbuka menghadirkan internet di 3T dengan teknologi baru, termasuk Starlink.

Direktur Penataan SDPPI Kemenkominfo Denny Setiawan mengatakan pihaknya tengah menyusun rencana untuk memberikan akses internet ke daerah tertinggal secara cepat, efektif dan efisien. Kemenkominfo membuka diri untuk memanfaatkan berbagai teknologi baru untuk memangkas kesenjangan digital. 

Tidak menutup kemungkinan penggelaran 4G di daerah 3T akan diubah dengan teknologi lain. Kemenkominfo sedang melakukan kajian untuk hal itu.

“Kata kuncinya apakah internet blankspot harus 4G? mungkin kita bisa reviu,” kata Denny dalam acara Policy and Regulatory Forum, Senin (3/6/2024).  

Denny mengatakan dari 83.218 desa di seluruh Indonesia, baru 70,670 desa yang mendapat akses 4G. Ada sekitar 12.000 desa yang belum mendapat 4G. 

Untuk menghadirkan internet di ribuan desa tersebut, Kemenkominfo berpeluang menghadirkan teknologi lain.

Sebelumnya, Starlink sempat direncanakan untuk memangkas kesenjangan digital di daerah 3T. Awalnya, mau ada zonasi yang mewajibkan Starlink hanya boleh melayani daerah rural. Namun dalam perkembangannya hal tersebut tidak terjadi. 

Starlink dengan tarif Rp750.000 membidik seluruh pasar Indonesia.

SpaceX mencatat sebanyak 3 juta pengguna telah memakai internet Starlink ini, termasuk pelanggan di Indonesia. Meleset dari target awal yang diklaim mencapai 20 juta pengguna. 

Pada 19 Mei, Starlink mengumumkan bahwa layanan mereka kini tersedia di Indonesia dan Fiji. Layanan Starlink kini tersedia di 99 negara dan wilayah.

Hal tersebut diumumkan oleh akun resmi Elon Musk dan Starlink di platform media sosial X.

"Selamat kepada tim @SpaceX yang telah melampaui 3 juta pelanggan di 99 negara," kata Elon Musk di X, Selasa (21/05/2024).

Perusahaan ini berhasil menambah 1 juta pelanggan dalam waktu sekitar delapan bulan, setelah sebelumnya mencatat 2 juta pelanggan pada akhir September 2023.

Pendiri SpaceX Elon Musk mengunjungi Bali pada hari Minggu (19/05/2024) untuk bertemu dengan para pejabat dan mengumumkan kesepakatan untuk meningkatkan konektivitas di sektor kesehatan dan pendidikan di Indonesia.

Dia mengatakan konektivitas internet sangat berdampak pada perubahan hidup dan manfaatnya besar dalam menyelamatkan hidup seseorang.

"Ketika Anda memiliki akses ke internet, Anda dapat mempelajari apa saja," ujarnya dalam konferensi pers di Bali.

Starlink memulai beta publik pertama layanannya pada Oktober 2020, kurang dari empat tahun lalu.

Hingga Februari 2021, SpaceX tercatat sudah melayani 10.000 pengguna di Amerika Serikat dan luar negeri. Layanan ini mengalami pertumbuhan pesat sejak itu, dengan Starlink menjangkau 1 juta pengguna pada bulan Desember 2022.

Namun, angka 3 juta pelanggan masih jauh dari perkiraan awal yang dibuat SpaceX untuk konstelasi tersebut.

Pada 2015, SpaceX mengirimkan presentasi kepada investor yang mengklaim bahwa Starlink akan memiliki 20 juta pelanggan pada 2022, menurut The Wall Street Journal.

Sementara itu Starlink terus berusaha membuktikan manfaatnya sangat berharga di seluruh dunia.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper