Bisnis.com, JAKARTA — Komisi VI DPR menyoroti kehadiran layanan internet berbasis satelit orbit bumi rendah Starlink di Indonesia. DPR menyebut satelit Starlink milik Elon Musk meraup untung berlebih dalam menjajakan layanan internet di Indonesia.
Hal itu dikemukakan Anggota DPR Komisi VI Andre Rosiade dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI dengan PT Telkom di Kompleks Senayan, Jakarta, Kamis (30/5/2024).
“Elon Musk ini untung banyak masuk Indonesia dengan Starlink ini. Karena apa? Kita kan berharap dia investasi mobil listrik ke Indonesia, atau kalau nggak bisa mobil listrik, dia bikin investasi pabrik baterai. Tetapi kan baru akan, baru akan, baru janji, masih angin surga. Tetapi Elon Musk kan sekarang ngambil untung banyak,” ujar Andre, dikutip dari kanal YouTube DPR RI, Senin (3/6/2024).
Menurut Andre, Kementerian Kesehatan semestinya menggandeng operator seluler pelat merah terkait pelayanan 3.400 Puskesmas. Pasalnya, Kemenkes menjalin kerja sama dengan Starlink untuk menyediakan akses internet yang cepat dan menjangkau seluruh puskesmas di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).
“Starlink ini untung banyak di indonesia, belum apa-apa dia belum buka perusahaan starlink indonesia, kantornya belum ada, belum ada bayar pajak, semua dia bisa dapat untung dengan Kementerian Kesehatan,” imbuh Andre.
Meski demikian, Andre menyebut bahwa dirinya bukan bermaksud menyalahkan pemerintah. Dia, imbuhnya, menilai bahwa langkah ini dilakukan pemerintah agar Elon Musk benar menanamkan investasinya di Tanah Air.
Menurutnya, DPR bersama dengan pemangku kepentingan seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kementerian Badan Usaha Milik Negara, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) perlu melakukan rapat gabungan untuk membahas Starlink lebih lanjut.
Andre menilai rapat gabungan tersebut perlu dilakukan untuk mengurai akar masalah agar Starlink tidak merugikan dan menghancurkan industri telekomunikasi Indonesia.
“Jangan sampai ketakutan kita, negara dirugikan, Telkom akhirnya bangkrut, dan keamanan data kita tidak bisa terjaga,” pungkasnya.