Bisnis.com, JAKARTA — Penyedia telekomunikasi Ericsson menilai bahwa teknologi 5G memiliki peran krusial dalam mempercepat digitalisasi di Indonesia.
Menurut Global System for Mobile Communications Association (GSMA) dari 2024–2030, teknologi 5G diperkirakan akan berkontribusi lebih dari US$41 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) bagi perekonomian Indonesia.
Head of Ericsson Indonesia Krishna Patil mengatakan bahwa jaringan 5G akan memperkuat transformasi digital dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan Indonesia.
“5G dapat semakin mempercepat pertumbuhan untuk menjadikan Indonesia pemimpin di kawasan ini,” ungkap Krishna dalam acara Ericsson Imagine Live 2024 di Jakarta, Selasa (28/5/2024).
Krishna menuturkan bahwa infrastruktur digital kuat dan mumpuni yang tengah perusahaan siapkan di Indonesia akan membantu menjembatani kesenjangan digital, menciptakan lapangan kerja, mendorong perekonomian, serta mentransformasi Indonesia secara digital.
Sejalan dengan hal itu, Krishna menyatakan bahwa Ericsson juga terus melakukan investasi di Indonesia seperti yang ditunjukkan melalui kolaborasi teknologi 5G perusahaan.
“Kami bangga menjadi yang pertama untuk mencoba jaringan pilihan di Indonesia pada 2021 dalam non-Standalone 5G,” tambahnya.
Di sisi lain, Krishna juga memandang bahwa akses yang terjangkau ke spektrum menengah merupakan hal yang sangat penting.
Berdasarkan pemantauan Ericsson, perusahaan teknologi asal Swedia itu melihat bahwa banyak negara lain, termasuk Asia, alokasi spektrum menengah dan investasi telah memberikan hasil signifikan. Untuk itu, Ericsson merekomendasikan Indonesia mengadopsi pendekatan yang sama.
Dia menambahkan bahwa arsitektur Standalone 5G juga akan memberdayakan Indonesia untuk membuka potensi Industri 4.0 dan akan menjadi pondasi dari visi Indonesia digital 2045.
“Kami tetap berkomitmen untuk mendukung agenda digital pemerintah,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Ericsson menampilkan berbagai solusi teknologi canggih milik perusahaan dan use cases 5G yang relevan bagi Indonesia dalam transisi menuju ekonomi digital.
Adapun, use cases dan demonstrasi 5G Ericsson terbagi ke dalam empat zona, di antaranya Capture the value of 5G, Enterprise Transformation, Shape our Future together, dan Programmable networks.
Merujuk empat zona tersebut, Krishna menyampaikan bahwa kehadiran 5G membuka peluang baru bagi para operator, baik dalam bisnis mobile broadband yang sudah mapan maupun eksplorasi kumpulan peluang baru.
“Hal ini memungkinkan operator di Indonesia mengaplikasikannya secara berdampingan, sehingga mengoptimalkan peluang mereka dalam menciptakan keuntungan di tengah lanskap 5G yang berkembang pesat,” tutupnya.