Seperti Gojek, Killer Apps 5G Disebut Hadir Setelah Jaringan Merata

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 24 Mei 2024 | 06:01 WIB
Seorang wanita mengoperasikan ponselnya di dekat logo teknologi 5G./REUTERS-Sergio Perez
Seorang wanita mengoperasikan ponselnya di dekat logo teknologi 5G./REUTERS-Sergio Perez
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Aplikasi revolusioner atau killer apps 5G disebut bakal hadir dengan cepat seiring dengan aktifnya jaringan teknologi baru tersebut di berbagai daerah. Perumpamaan seperti merebaknya Gojek di seluruh Indonesia.

Head of Ericsson Indonesia Krishna Patil mengatakan killer apps adalah hasil dari inovasi pada era konektivitas saat ini. Killer apps dapat muncul dan digunakan secara luas oleh pengguna internet ketika 5G sudah menjangkau lebih banyak daerah.

“Pada masa lalu, sebelum killer apps Netflix, Spotify, Gojek, dan lainnya muncul, jaringan 4G sudah tersebar luas. Setelah infrastruktur 4G dibangun, killer apps dapat diakses oleh publik. Dengan mengikuti perkembangan tersebut, agar masyarakat Indonesia dapat mengakses killer apps baru yang bergantung pada 5G, jaringan 5G harus tersedia terlebih dahulu,” kata Krishna kepada Bisnis, Jumat (24/5/2024). 

Dalam laporan terbarunya, Ericsson mengungkapkan bahwa per Mei 2024 sekitar 290 jaringan 5G telah diluncurkan secara komersial, di mana lebih dari 40 di antaranya menawarkan layanan berdasarkan teknologi 5G standalone. 

Sementara itu, Ericsson Mobility Report November 2023 menyebut langganan 5G global telah mencapai 1,6 miliar, yang merupakan 18 persen dari seluruh langganan seluler.

Jaringan privat 5G juga digunakan dalam skala besar untuk program digitalisasi yang diupayakan oleh perusahaan. Survei Ericsson terhadap jaringan privat di 15 negara dan 10 industri menunjukkan bahwa pemanfaatan awal yang utama adalah pekerja yang terhubung, peralatan yang akan berfungsi secara autonomous, dan sensor.

“Oleh karena itu, kami ingin mendorong Penyedia Layanan Komunikasi (CSP) untuk mengimplementasikan jaringan 5G sebelum killer apps ini tersedia di Indonesia,” kata Krishna.

Terkait laba investasi, tambah Krishna, berdasarkan laporan Ericsson Mobility Report November 2022, penyedia layanan telekomunikasi di Asia Tenggara dan Oseania memiliki potensi untuk menghasilkan sekitar US$ 40 miliar dalam bentuk pendapatan tambahan dari penawaran layanan 5G kepada perusahaan pada 2030. 

“Sebagian besar pertumbuhan ini diharapkan berasal dari adopsi 5G di industri seperti manufaktur, energi dan utilitas, layanan keuangan, kesehatan, media, dan hiburan,” kata Krishna. 

Sebelumnya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Indosat Tbk. terus memperluas cakupan 5G dengan menghadirkan teknologi cepat tersebut di lebih banyak kota. DIbandingkan saat awal peluncuran pada Mei 2021, kota yang terjangkau jaringan 5G telah meningkat lebih dari 5 kali lipat. 

Teknologi 5G pertama kali hadir di Tanah Air secara komersial 4 tahun lalu. Telkomsel saat itu menjadi operator pertama yang mengkomersialisasikan 5G di 9 kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Batam, Solo, Bali, Balikpapan, Bandung dan Medan. Saat itu, 5G hadir di wilayah residensial hingga gerai-gerai Telkomsel.

Dalam perkembangannya selama 4 tahun, jaringan 5G Telkomsel telah menjangkau lebih banyak kota. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) itu meningkatkan cakupan layanan 5G dari awalnya 9 kota menjadi 53 kota, dengan total BTS 5G yang dioperasikan saat ini lebih dari 710 base transceiver station (BTS) 5G. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper