Bisnis.com, JAKARTA — Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mengungkap domain di server pemerintah hingga kampus menjadi sasaran yang lebih mudah untuk disusupi konten iklan judi online.
Ketua PANDI John Sihar Simanjuntak mengatakan bahwa server domain atau subdomain yang disusupi konten judi online merupakan masalah serius karena website tersebut kurang terpelihara (maintenance) dengan baik.
“Ada beberapa website ataupun domain di server-server pemerintah dan server kampus yang pakai ac.id yang memiliki celah kelemahan sehingga dimanfaatkan untuk meletakkan konten judi online tersebut,” kata John saat ditemui seusai acara Indonesia Berdaulat Digital di Jakarta, Kamis (16/5/2024).
John menuturkan bahwa domain yang disusupi konten judi online ini kian masif dan terorganisir. “Ini adalah kejahatan yang bukan sekadar hacker, tetapi ini terorganisir dan terprogram dengan baik jadi ini harus melawan secara bersama-sama,” ungkapnya.
Untuk memerangi masalah itu, John menuturkan bahwa PANDI terus memperkuat sistem dan memonitor domain yang bermasalah. Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengedukasi permasalahan domain ini.
John mengungkap bahwa kerugian akibat judi online sudah mencapai triliunan rupiah pada 2023. Sepanjang 2023,ada sekitar 168 juta transaksi judi online dengan nilai mencapai Rp327 trilliun. Sebanyak 2,7 juta pemain judi dari Indonesia dan 2,1 juta di antaranya adalah anak muda.
Pada sembilan bulan terakhir, jumlah konten judi yang telah dinonaktifkan (suspend) sebanyak 1,6 juta nama domain atau sama dengan dua kali lipat jumlahnya pada 2017-2013.
“Oleh karenanya, dibutuhkan kerja sama antar instansi dan masyarakat dalam memeranginya. Salah satunya, PANDI dapat berkontribusi dalam menjadi pemanfaatan nama domain .id yang bersih dari judi online,” pungkasnya.