Bisnis.com, JAKARTA — Microsoft yang mendukung startup kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), OpenAI resmi membuka kantor pertama di Asia, tepatnya di Tokyo, Jepang.
CEO OpenAI Sam Altman mengatakan bahwa ini merupakan langkah pertama dan diharapkan akan menjadi kerja sama jangka panjang dengan Jepang.
“Saya harap akan menjadi kemitraan jangka panjang dengan masyarakat Jepang, para pemimpin pemerintahan, dunia usaha dan lembaga penelitian,” kata Altman, dikutip dari Reuters, Senin (15/4/2024).
Reuters melaporkan bahwa OpenAI sedang berupaya mengembangkan sumber pendapatan baru secara global. Tahun lalu, Altman mengatakan dia sedang mempertimbangkan lokasi di Jepang setelah bertemu dengan Perdana Menteri Fumio Kishida. Startup ini juga telah membuka kantor di London dan Dublin.
Sekadar informasi, Microsoft mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan menginvestasikan US$2,9 miliar selama dua tahun pada infrastruktur cloud dan AI di Jepang, bagian dari gelombang investasi global yang dilakukan oleh raksasa teknologi AS.
Dikutip dari laman resmi OpenAi, Senin (15/4/2024), Altman mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk berkolaborasi dengan pemerintah Jepang, perusahaan lokal, dan lembaga penelitian untuk mengembangkan alat AI yang aman dan memenuhi kebutuhan Jepang dan membuka peluang baru.
“Kami memilih Tokyo sebagai kantor Asia pertama kami karena kepemimpinan globalnya dalam teknologi, budaya pelayanan, dan komunitas yang menganut inovasi,” ungkapnya.
Altman menambahkan bahwa OpenAI meyakini AI akan mempercepat pekerjaan dengan memberdayakan masyarakat menjadi lebih kreatif dan produktif, sekaligus memberikan nilai luas bagi industri saat ini dan industri baru yang belum terbayangkan.
Lebih lanjut, Tadao Nagasaki, Presiden Amazon Web Services di Jepang, didapuk sebagai Presiden OpenAI Jepang yang baru.
Nantinya, Nagasaki akan memimpin upaya keterlibatan komersial dan pasar kami serta membantu membangun tim lokal OpenAi yang akan memajukan Urusan Global, Go-to-Market, Komunikasi, Operasi, dan fungsi lainnya dalam melayani Jepang.
“Sebagai langkah pertama dalam komitmen jangka panjang kami terhadap wilayah ini, kami memberikan akses awal kepada bisnis lokal ke model kustom GPT-4 yang secara khusus dioptimalkan untuk bahasa Jepang,” ujarnya.
OpenAI mengungkapkan bahwa model khusus ini menawarkan peningkatan kinerja dalam menerjemahkan dan meringkas teks Jepang, hemat biaya, dan beroperasi hingga 3x lebih cepat dibandingkan pendahulunya.
Altman menjelaskan bahwa Speak, aplikasi pembelajaran bahasa Inggris terkemuka di Jepang, melihat penjelasan tutor dalam bahasa Jepang 2,8x lebih cepat ketika pengguna melakukan kesalahan dengan pengurangan biaya token sebesar 47%, sehingga memberikan masukan berkualitas lebih tinggi dari tutor di lebih banyak tempat dan dengan batasan yang lebih tinggi per pengguna.
“Kami berencana merilis model kustom secara lebih luas di API dalam beberapa bulan mendatang,” tambahnya.
Adapun, kehadiran lokal yang baru juga mendekatkan perusahaan dengan bisnis terkemuka seperti Daikin, Rakuten, dan Toyota Connected yang menggunakan ChatGPT Enterprise untuk mengotomatiskan proses bisnis yang kompleks, membantu analisis data, dan mengoptimalkan pelaporan internal.
Sebagai tokoh utama dalam kebijakan AI di tingkat global, pemerintah Jepang memimpin Proses AI Hiroshima G7 dan berupaya menerapkan kebijakan AI yang sejalan dengan tujuannya untuk meningkatkan martabat manusia, keberagaman dan inklusi, serta masyarakat berkelanjutan, sekaligus membantu Jepang mewujudkan solusi terhadap depopulasi pedesaan dan kekurangan tenaga kerja.
“Kami berharap dapat berkontribusi pada ekosistem lokal, sambil mengeksplorasi bagaimana AI dapat membantu mengatasi tantangan sosial di wilayah ini,” tandasnya.