Bisnis.com, JAKARTA - Para pimpinan OpenAI, termasuk Greg Brockman, Ilya Sutskever, John Schulman, Sam Altman, dan Wojciech Zaremba, menjawab tudingan Elon Musk terkait perjanjian kontrak OpenAI dengan Musk. Melalui blog resminya, mereka juga membongkar masalah Elon Musk selama ini.
Startup yang didukung oleh Microsoft mengungkapkan bahwa sejak berdiri pada 2015, mereka hanya berhasil mengumpulkan kurang dari US$45 juta atau Rp704 miliar dari Musk, meskipun pada awalnya dia berkomitmen untuk menyediakan hingga US$1 miliar dalam pendanaan.
Dalam tanggapannya terhadap gugatan Elon Musk, OpenAI juga menyatakan bahwa pada waktu itu, Musk ingin memiliki "kontrol penuh" atas OpenAI dengan menggabungkannya bersama Tesla.
"Ketika kami membahas mencari keuntungan untuk lebih memajukan misi, Elon ingin kami bergabung dengan Tesla atau dia ingin memiliki kontrol penuh," termasuk "kepemilikan mayoritas, kendali dewan, dan menjadi CEO," menurut tulisan dalam blog tersebut.
OpenAI juga membantah klaim Musk yang mengatakan bahwa perusahaan tersebut tidak menyiratkan misi open-sourcing AGI atau Artificial General Intelligence.
Mereka mempublikasikan percakapan email Januari 2016 di mana salah satu pendiri OpenAI Ilya Sutskever berbicara dengan Musk perihal keterbukaan OpenAI.
“Saat kita makin mendekati pembangunan kecerdasan buatan, akan masuk akal untuk mulai menjadi kurang terbuka, dan tidak masalah sama sekali untuk tidak membagikan ilmu pengetahuan." Musk menjawab: "Yup."
Dalam email tanggal 1 Februari 2018, Musk memberitahu para eksekutif perusahaan bahwa satu-satunya jalan untuk OpenAI adalah Tesla. Namun, perusahaan menolak, dan Musk kemudian meninggalkan OpenAI pada tahun yang sama.
Para pendiri OpenAI itu pun menyayangkan tindakan Elon Musk. Mereka kecewa orang yang memberikan inspirasi kepada mereka malah balik menggugat.
“Kami sedih karena hal ini terjadi pada seseorang yang sangat kami kagumi, seseorang yang menginspirasi kami untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, lalu mengatakan bahwa kami akan gagal, memulai kompetisi, dan kemudian menggugat kami ketika kami mulai membuat kemajuan," kata perusahaan itu dalam postingan blognya.
Sebelumnya, Elon Musk menggugat OpenAI di Pengadilan Tinggi California di San Francisco, dengan klaim pelanggaran perjanjian kontrak seputar pendirian OpenAI.
Dia menggugat OpenAI dan CEO-nya, Sam Altman, dengan mengatakan bahwa perusahaan di balik ChatGPT telah menyimpang dari misi aslinya yang non-profit karena telah bermitra dengan Microsoft senilai $13 miliar dan menyimpan kode untuk produk AI generatif terbarunya sebagai rahasia.
Musk meminta pengadilan juri dan meminta agar perusahaan, Altman, dan salah satu pendiri lainnya, Greg Brockman, mengembalikan keuntungan yang mereka terima dari bisnis tersebut. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)