Elon Musk Rahasiakan Biaya Peluncuran, Klaim Profitabilitas Starlink Diragukan

Ni Luh Anggela
Kamis, 11 April 2024 | 10:22 WIB
Logo Starlink pada salah satu satelit orbit rendah/dok. tangkapan layar SpaceX
Logo Starlink pada salah satu satelit orbit rendah/dok. tangkapan layar SpaceX
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - CEO SpaceX Elon Musk mengklaim bahwa layanan broadband Starlink perusahaannya telah mencapai titik impas arus kas pada 2023. Pernyataan ini diragukan karena Musk menyembunyikan biaya yang dihabiskan untuk meluncurkan satelit orbit rendahnya.

Untuk diketahui, titik impas arus kas merupakan titik dimana penjualan total pendapatan sama dengan total pengeluaran. 

“Starlink sekarang juga menjadi mayoritas dari seluruh satelit aktif dan akan meluncurkan mayoritas dari seluruh satelit secara kumulatif dari Bumi pada tahun depan,” kata Musk kala itu, melansir Futurism, Kamis (11/4/2024).

Namun, menurut laporan terbaru Bloomberg, Musk mungkin sekali lagi telah mencurangi angka-angka yang menguntungkannya, dengan meremehkan biaya peluncuran satelit. Padahal kenyataannya perusahaan tersebut telah kehilangan banyak uang saat meluncurkan satelit.

“Ratusan dolar untuk setiap jutaan peluncuran terminal satelit yang dikirimkannya,” tulis laporan Bloomberg. 

Menurut sumber Bloomberg, akuntansi SpaceX “lebih merupakan seni daripada sains” dan sistem yang banyak digembar-gemborkan ini sebenarnya tidak menguntungkan, meskipun ada jaminan dari Musk.

Perusahaan menjaga keuangannya tetap dekat, terutama saat penggalangan dana. Selama konferensi pers bulan Maret, CFO SpaceX Bret Johnsen tampak cerdik, mengatakan kepada wartawan dengan komentar yang hati-hati. 

“Saya tidak tahu apakah saya ingin menghitung angka-angka tersebut, tetapi kami berada dalam arus kas positif dan wilayah yang menguntungkan untuk bisnis satelit kami sekarang”.

Singkatnya, apakah arus kas bisnis Starlink SpaceX positif, seperti yang diklaim Musk, atau hanya berada di ‘wilayah yang menguntungkan’? Perbedaan ini dapat membuat perbedaan besar bagi rencana besar Musk untuk kolonisasi ruang angkasa.

Musk sendiri telah lama berpendapat bahwa jaringan broadband satelit internet dari perusahaan luar angkasa miliknya akan menyediakan dana yang diperlukan untuk membawa manusia ke Mars. Menurut Bloomberg, Starlink mewakili lebih dari setengah pendapatan SpaceX tahun ini.

5.600 Satelit di Orbit

Hingga April 2024, SpaceX telah meluncurkan 5.600 satelit ke orbit rendah Bumi dan berencana meluncurkan puluhan ribu satelit lainnya.

Meskipun melampaui jumlah total satelit yang beroperasi di orbit Bumi, Starlink tidak hanya berjuang untuk mencapai titik impas. Para ahli khawatir bahwa mencoba menyediakan internet melalui satelit ke seluruh dunia alih-alih memperluas jangkauan dengan menara seluler jika diperlukan, akan terbukti sulit, mengingat kecepatannya sudah mulai menurun pada tahun 2022.

Dengan kata lain, SpaceX harus mengeluarkan satelit dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya untuk memenuhi kebutuhan bandwidth yang meningkat pesat.

Bukan itu saja berita buruknya. Menurut Bloomberg , semua maskapai penerbangan besar AS telah menolak Starlink SpaceX untuk menyediakan layanan internet pada penerbangan, meskipun alasan pastinya masih belum jelas.

Kendati begitu, SpaceX telah melampaui ekspektasi dalam hal menghasilkan pendapatan selama bertahun-tahun. Menurut sumber Bloomberg, penjualan dapat tumbuh dari $4,7 miliar pada tahun lalu menjadi $15 miliar pada 2024.

Menurut pejabat perusahaan, SpaceX mungkin akan menghentikan layanan internetnya dengan potensi IPO. Namun hal itu masih memakan waktu bertahun-tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper