Mengubah Framework Etika AI Menjadi Aset Strategi Bisnis

Media Digital
Kamis, 14 Maret 2024 | 17:00 WIB
Foto: Mengubah Framework Etika AI Menjadi Aset Strategi Bisnis
Foto: Mengubah Framework Etika AI Menjadi Aset Strategi Bisnis
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang berkembang, konsep tata kelola menjadi penting tidak hanya sebagai langkah regulasi, tetapi juga sebagai keuntungan strategis bagi perusahaan yang berorientasi ke depan. Masa transformasi ini membuka peluang baru untuk peningkatan inovasi dan efisiensi melalui integrasi AI dalam bisnis.

Keberhasilan di bidang ini bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengatasi tantangan etis dan operasional dari penggunaan AI, dengan pendekatan yang proaktif dan etis, menjamin transparansi dan mempertimbangkan kesejahteraan sosial.

Sebelum mengimplementasikan solusi AI, sangat krusial bagi perusahaan untuk memastikan teknologi tersebut tidak menimbulkan kontroversi, dengan melakukan pengawasan ketat untuk mencegah hasil yang menyesatkan, memastikan akurasi data, dan menjaga transparansi dalam pengambilan keputusan AI. 

Pendekatan yang berpusat pada manusia, yang menekankan pada penjelasan, keadilan, keandalan, dan privasi, adalah kunci untuk mengintegrasikan AI secara efektif dan etis, serta untuk membangun reputasi dan kepercayaan.

Sebagai contoh, Precision Regulation for AI dari IBM dapat menjadi kerangka kerja yang menunjukkan pentingnya kerja sama antara industri dan pemerintah dalam regulasi AI, mengadvokasi pendekatan yang berbasis risiko untuk mendukung penerapan AI yang etis. 

Dengan mematuhi kerangka kerja seperti ini, IBM berpendapat perusahaan-perusahaan dapat secara efektif mengurangi risiko yang terkait dengan AI, memastikan kemajuan teknologi dapat mendorong bisnis ke depan secara bertanggung jawab.

Menerjemahkan prinsip-prinsip etis menjadi praktik teknologi yang nyata merupakan hal yang kompleks, tetapi krusial. Maka dari itu, perlu disadari pentingnya pendekatan holistik dalam mengelola solusi AI di dalam seluruh siklusnya. 

Etika, transparansi, dan keadilan dalam pengembangan AI sangat penting untuk membangun kecerdasan buatan yang lebih terpercaya. Dengan pengelolaan data dan teknologi AI yang teratur, kerja sama antar industri, regulasi yang tepat, serta mendukung ekosistem AI yang terbuka dan beragam, semua pemangku kepentingan bisa mendapatkan keuntungan dari teknologi baru ini.

Untuk sebuah organisasi agar sepenuhnya siap untuk melakukan integrasi AI, IBM menyarankan beberapa langkah, yaitu:

  1. Mengadopsi pendekatan yang berpusat pada manusia: mengembangkan dan menerapkan teknologi AI yang meningkatkan kecerdasan dan produktivitas manusia, membuat AI tersebut dapat diakses dan bermanfaat di seluruh hierarki organisasi.
  2. Berkomitmen pada AI yang etis: membangun framework tata kelola yang komprehensif, menangani area penting seperti penjelasan, keadilan, keandalan, transparansi, dan privasi. Dedikasi untuk membangun tata kelola ini merupakan hal dasar dalam membangun dan memelihara kepercayaan.
  3. Mendorong terciptanya ekosistem AI yang terbuka dan beragam: mempromosikan keragaman dalam tim developer AI dan dalam dataset yang digunakan untuk pelatihan model AI. Keragaman ini menjadi penting untuk memastikan solusi AI yang adil dan efektif untuk berbagai demografi.

Prinsip transparansi akan memperkuat kepercayaan pada teknologi AI, dengan tujuan untuk memperluas kemampuan manusia, mempertahankan kepemilikan data, dan menjamin kebebasan dari bias. Perusahaan juga bisa membentuk Dewan Etika AI untuk menunjukkan komitmen terhadap tata kelola yang etis dan pengembangan teknologi yang bertanggung jawab. 

Mengelola solusi AI secara holistik sepanjang siklus hidupnya dan membangun ekosistem AI yang dapat dipercaya, yang mendukung keragaman dan inklusi, adalah penting untuk memaksimalkan manfaat teknologi ini. Kepercayaan publik pada AI, dengan fokus pada privasi, hak atas data, dan regulasi yang tepat, merupakan langkah penting menuju masa depan di mana AI dimanfaatkan untuk perubahan positif.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper