Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) menyebut kerja sama PT Indosat Tbk. (ISAT) dengan perusahaan cip Artificial Intelligence (AI) global Nvidia bisa membuat kedaulatan data Indonesia menjadi lebih aman.
Ketua umum IDPRO Hendra Suryakusuma mengatakan keberadaan kolaborasi ini merangsang banyak perusahaan global untuk menempatkan data di Indonesia.
Dengan demikian, Indonesia akan memiliki akses pada data masyarakatnya sendiri. “Kalau kita pengen ngembangin infrastructure as service kayak Indosat dengan Nvidia, ini sangat baik, karena kedaulatan data Indonesia tidak lari ke luar negeri,” ujar Hendra kepada Bisnis, Kamis (29/2/2024).
Hendra mengaku, saat ini server data center berbasis AI di Indonesia masih 850.000 buah. Sebagai informasi, server berbasis AI di Amerika sebanyak 29,3 juta, dan di China sebanyak 15,8 juta server.
“[Di Indonesia] masih sangat terbatas. Server-nya saja masih 850.00 server. Kalau AI secara masif itu sangat jauh,” ujar Hendra.
Kemudian, IDPRO juga mengapresiasi keberhasilan Indosat menggandeng Nvidia dan membawa perusahaan global yang tengah disorot dunia ini masuk ke Indonesia.
Menurut Hendra, untuk menggandeng Nvidia bukanlah sesuatu yang mudah, karena perusahaan tersebut pastinya telah melakukan due diligence berkali-kali sebelum memutuskan untuk bekerja sama dengan ISAT.
Diketahui, due dilligence atau uji tuntas adalah kegiatan penyelidikan secara menyeluruh pada perusahaan yang akan diajak kerja sama, terkait aset, kewajiban, risiko usaha, dan lain-lain.
Lebih lanjut, Hendra mengatakan pemerintah juga harus mulai awas terhadap hal ini, karena perlahan kedaulatan data Indonesia akan berubah menjadi kedaulatan data AI.
Hendra mengatakan, sebenarnya AI merupakan sebuah teknologi yang bak pedang bermata dua. “Kalau kita tidak hati-hati dalam perkembangannya dan kompetensinya, ini bisa berpengaruh pada hajat orang banyak,” ujar Hendra.
Namun, sebaliknya, jika pemerintah dan swasta dapat menggunakannya dan berpengaruh positif pada hajat orang banyak, itu akan menjadi hal yang sangat bagus.
Lebih lanjut, Hendra mengatakan keberadaan data center berbasis AI ini juga dapat mengancam keberadaan data center konvensional yang sudah lama. Alhasil, data center-data center tersebut mau tidak mau harus melakukan inovasi.
“Yang jadi berat adalah data center yang punya usia yang sudah lama. Untuk player baru, mereka akan mempertimbangkan untuk membuat data center yang berbasis AI,” ujar Hendra.
Sebagai informasi, baru-baru ini Indosat bekerja sama dengan Nvidia, guna mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dengan menghadirkan pusat data generasi baru yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI).
Bagi Nvidia ini merupakan kerja sama perdana dengan operator dari Indonesia. Indosat melalui anak usahanya Lintasarta, akan menghadirkan platform AI full-stack NVIDIA untuk pelaku bisnis di Tanah Air dan memberikan akses ke teknologi GPU termutakhir dari NVIDIA dengan pusat data high-density yang terkoneksi dengan internet publik dengan kecepatan hingga 400 Gbps.
Melalui kerja sama ini, layanan AI Cloud milik Indosat dan Lintasarta yang didukung oleh NVIDIA akan mengembangkan pusat data generasi baru yang berkelanjutan, hyper-connected dan dilengkapi kecerdasan buatan.
CEO Indosat Vikram Sinha mengatakan teknologi ini nantinya akan diimplementasikan pada pusat data yang dioperasikan oleh BDx Indonesia, sebuah perusahaan patungan Indosat Ooredoo Hutchison, Lintasarta, dan BDx Data Center.
Kerja sama ini memberikan sentimen positif, pada perdagangan Rabu (28/2/2024) saham Indosat melesat 4,93% atau 525 poin menjadi Rp11.175. Sepanjang sesi, saham ISAT bergerak di rentang Rp10.650-Rp11.375.
Kapitalisasi pasar Indosat mencapai Rp90,10 triliun dengan valuasi PER 19,99 kali dan PBV 2,93 kali. Sepanjang 2024, saham ISAT meningkat 19,20%.