Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah organisasi dan perusahaan rintisan (startup) kesulitan dalam memperoleh pendanaan pada 2023. Geng Ransomware sangat mudah memeras korporasi karena kelalaian manajemen perusahaan dalam menjaga data.
Menurut data baru dari startup forensik kripto Chainalysis, pembayaran yang diterima geng ransomware pada 2023 meningkat hampir dua kali lipat melampaui angka US$1 miliar atau Rp15,62 triliun.
Dilansir dari Techcrunch, Minggu (18/2/2024) itu merupakan angka tertinggi melampaui rekor sebelumnya yang tembus sebesar US$1,1 miliar.
Namun, walaupun 2023 secara keseluruhan merupakan tahun yang baik bagi geng ransomware, perusahaan remediasi ransomware Coveware mengamati adanya penurunan pembayaran menjelang akhir tahun.
Penurunan terjadi karena sebagian besar organisasi korban geng ransomware mulai tidak mempercayai peretas untuk menepati janjinya atau menghapus data curian seperti yang mereka klaim.
“Hal ini menghasilkan panduan yang lebih baik bagi para korban dan lebih sedikit pembayaran untuk jaminan tidak berwujud,” menurut Coverware.
Namun, seiring dengan makin dikit perusahaan yang membayar, Coverware menyebut bahwa geng ransomware geram dan mengkompensasi penurunan pendapatan ini dengan meningkatkan jumlah korban yang mereka targetkan.
Di Indonesia, dugaan serangan ransomware terakhir terjadi di Dikutip dari akun X @TodayCyberNews, peretas meminta pemerintah untuk memberikan tebusan untuk mengambil kembali data KAI sebesar 11,69 bitcoin atau sekitar Rp7,7 miliar (berdasarkan harga Bitcoin pada 15 Januari 2024 pukul 19.45 seharga Rp663.704.486/BTC).
KAI membantah terjadi peretasan dan menolak untuk membayar.
Di tengah lonjakan serangan ransomware yang makin ganas, pendanaan yang diterima perusahaan startup pada 2023 makin sedikit, termasuk di kawasan Asia Tenggara.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan Southeast Asia Deal Review 2023 yang dibuat DealstreetAsia dan Rigel Capital, total pendanaan dari modal ventura di Asia Tenggara pada kuartal I/2023 berada di angka US$1,65 miliar atau Rp26,1 triliun (asumsi kurs Rp15.830/US$).
Angka inipun meningkat pada kuartal II/2023 menjadi US$1,93 miliar atau Rp30,5 triliun. Lalu terus meningkat pada kuartal III/2023 sebesar US$2,09 miliar atau Rp33 triliun . Kemudian, puncak pada 2023 berada pada kuartal IV/2023 yang berada di angka US$2,28 miliar atau Rp36 triliun. Adapun jika dibandingkan dengan 2-3 tahun lalu, memang angkanya menurun.
Sementara itu data Mandiri Capital Indonesia mengungkapkan pendanaan startup di Indonesia pada paruh pertama 2022 mencapai US$2,47 miliar dan turun menjadi US$259 juta pada semester II/2023.